YOGYAKARTA
Darurat sampah di kota Yogyakarta kini makin nyata dampaknya. Tumpukan sampah masih banyak ditemukan di berbagai tempat di berbagai sudut dikota Yogyakarta.
baik di tepi jalan raya dan lahan kosong bahkan disungai. Termasuk meningkatnya aktivitas yang dapat menimbulkan ancaman polusi udara berupa pembakaran sampah.
Sementara itu, menyikapi persoalan sampah di obyek wisata yang menjadi tempat tujuan wisatawan untuk berlibur perlu mendapatkan perhatian serius.
Salah satu tempat wisata yang kini tengah serius melakukan pengelolaan sampah adalah kebun binatang Gembiraloka Yogyakarta.
Ternyata, tempat wisata dan juga menjadi kawasan konservasi dan hutan kota ini telah menerapkan teknologi biopori yang ramah lingkungan. Setiap hari para karyawan melakukan pemilahan sampah, langkah ini dilakukan untuk mensiasati banyaknya sampah dan mengelolanya secara mandiri.
Baik itu sampah dari aktifitas kebersihan maupun rontokan ranting dan dahan pohon hingga sisa makanan satwa, serta sampah pengunjung. Sampah yang sudah melalui proses pemilahan akan di simpan dalam pipa biopori. Sementara untuk kotoran satwa telah diolah secara mandiri di daur ulang untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanaman secara internal dan beberapa diperbantukan ke masyarakat dengan melibatkan pihak ke 3.
Biopori ini dibuat dari pipa peralon besar berukuran 8 dim, yang kemudian di rekayasa di lobangi dengan ukuran dan jarak tertentu kemudian di tanam dikedalaman tanah 1,5 meter, bagian atas pipa diberikan jarak dan diberikan penutup agar tidak menimbulkan bau dan memudahkan proses penguraian sampah.
Sejauh ini kebun binatang gembiraloka telah membuat biopori di 24 titik yang ditempatkan di sekitar kandang satwa, dan di sejumlah lokasi. Pengerjaan pembuatan biopori ini akan di percepat, dan ditargetkan akan segera selesai. Biopori ini akan di sebar di 100 titik di dalam kawasan kebun binatang. Konsep biopori ini adalah menyimpang sampah untuk dijadikan pupuk secara alami. Menurut direktur utama kebun binatang Gembiraloka Yogyakarta KMT A Tirtodiprojo, penutupn TPS Piyungan tak berpengaruh bagi kebun bintang tersebut karena selama ini pembuangan sampah keluar sangat minim. Dari sampah perhari yang rata rata 2 hingga 3 ton, yang dibuang ke TPST Piyungan hanya sekitar 4 ton dalam jangka waktu 1 hingga 2 minggu.
Kmt. A Tirtodiprojo. Dirut Gl Zoo menyatakan “ Pengelolahan sampah di Gembiraloka ini, Sekarang adalah sistem kita adalah memilah jadi memilah sampah yang bisa di sekel atau di adakan ke ekoensim atau ke biopori jadi kita buat-buat dulu tergantung itu. Dengan demikian dengan pilah-pilah itu Gembiraloka mengurangi sampah yang tidak bisa di olah ataupun di kembangkan kembali sehingga sampah itu di buang.”
Pengelolan sampah dengan tekmologi biopori ini sudah dilakukan sekitar 7 hingga 8 bulanan yang lalu di saat pemkot Yogykarta mulai memberlakukan aturan bebas sampah anorganik.
Agung Ristiono, RBTV.