SLEMAN
Di bangunan sederhana inilah Bejo Triwulan menghabiskan hari-harinya dengan mengolah besi bekas. Bising suara pukulan palu dan bau arang sisa pembakaran, seakan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Bejo.
Besi merah membara pun masih tetap dipukul dengan palu. Bersamaan dengan itu terlihat pula percikan api menyirat di antara lengan Bejo. Bejo, warga yang tinggal di Gebang no 59, RT 3, RW 44, Wedomartani, Ngemplak, Sleman ini, adalah salah satu pengrajin pandai besi.
Namun demi tradisi dan keluarganya dirinya memilih tetap bertahan. Dengan menggunakan peralatan sederhana, per bekas mobil maupun besi lainnya, disulap menjadi berbagai alat.
Menurut Bejo, Aktivitas pande besi ini diawali saat adanya pendemi. Karena tidak ada kegiatan, Bejo mencoba memperbaiki alat bekas, untuk dijadikan baru.
Bejo Triwulan, pengrajin pande besi menyatakan “Saya mulai waktu corona, waktu corona kan pekerjaan juga susah, jadi pekerjaa dir saya yang mengharuskan tersebut dengan orang banyak di liburkan jadi sampean harus bekerja, setelah di ajar di youtube ada bekerjaan yang bisa di lakukan tanpa harus bertemu dengan banyak orang salah satunya adalah bermain dengan besi, membuat pisau, membuat alat-alat pertanian. Itu mulai 2019 kalau gak salah.”
Di ruangan sederhana ini, Bejo menghasilkan berbagai alat. Bejo menambahkan, juga menerima reparasi alat ,seperti dibuat lebih tajam.
Bejo Triwulan, pengrajin pande besi menyatakan “ Lebih fokus pada pisau, seperti pisau dapur, pisau sat set, pisau ala-ala Jepang agak masih belum selesai karena kondisi, tapi kalau ada yang pesan arit juga bisa dan ini salah satu contoh pisau sembeli itu yang bisa kita layani.”
Alat-alat yang dihasilkan, selain dijual di pasar, Bejo juga menjual lewat sosial media.
Bejo Triwulan, pengrajin pande besi menyatakan “ Kalau untuk penjualan saya selama ini, play out jadi pesanan yang masuk itu kita tutup, untuk pekerjaan saya satu bulan kedepan. Jadi saya tidak pernah menyetok tidak pernah memberikan waktu pesanan datang barang redy itu tidak pernah untuk melayani pesanan yang ada saya agak kewalaahan dan untuk perizinan saya berbagai jadi dua sember itu ada offline itu ada teman-teman datang tertarik terus mereka menyampaikan dari mulut kemulut ke temannya terus mereka bawah ke sini, ada juga konsumen dari luar pulau Jawa itu di sana mereka order melalui web.”
Setiap hari ada saja orang datang untuk membuat atau sekedar memperbaiki peralatan pertanian. Walau begitu, Bejo tetap yakin usaha yang dijalankan mampu bertahan. Toh sampai sekarang, Bejo masih betah menjaga tungku belerang terus menyala.
Yogi, RBTV.