GUNUNGKIDUL – Prosesi Jamasan Pusaka Tombak Kyai Totog yang digelar warga Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Gunungkidul tampak meriah.
Sebelum prosesi jamasan dimulai, warga melakukan kirab dengan membawa nasi ingkung yang nantinya akan di gendurikan secara bersama sama.
Usai prosesi kirab, proses jamasan pusaka berupa tombak milik kyai totog yang berusia lebih dari 500 tahun ini dimulai dengan mengambil tombak yang berada dirumah juru kunci yang tak jauh dari lokasi prosesi jamasan.
Menurut cerita turun temurun, pusaka ini dahulunya merupakan pusaka yang ada pada Jaman Majapahit. Dimana salah satu istri Brawijaya V yakni Roro Resmini yang saat itu mengasingkan diri ke Gunungkidul.
Dalam prosesi jamasan ini warga masih mengedepankan nilai nilai leluhur dimana prosesi ini sudah dilakukan secara turun temurun dari jaman dahulu.
Warga mempercayai bahwa mempertahankan nilai nilai seni dan tradisi peninggalan nenek moyang kerupakan hal yang baik dan patut dilestarikan sehingga warga tetap mempertahankan tradisi jamasan pusaka berusia ratusan tahun tersebut.
Selain menjamas pusaka tombak milik kyai totog, dalam prosesi tradisi ini warga juga menjamas pusaka pusaka lainnya yang dimiliki oleh warga sekitar.
Warga berharap kepada generasi muda khususnya agar tidak melupaka tradisi dan tetap menjaga peninggalan nenek moyang terdahulu jangan sampai tergerus oleh perkembangan zaman.
Suyoto, Panitia Jamasan menyatakan “Adanya sejak jamasan, sejak adanya pusaka Nyi Totog ini yang dirawat dari nenek luhur nenek buyut, tapi saya juga persisnya kurang tau cuman sampek sekarang setiap taun nya itu diadakan jamasan di bulan suro.“
Usai melakukan jamasan warga yang ada lantas menggelar genduri dan makan bersama nasi ingkung yang sudah disediakan sebagai bentuk pralambang kerukunan antar warga lengkap dengan di iringi musik tradisional khas warga setempat.
Agung Ristiono, RBTV