Di Yogyakarta, berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa hingga masyarakat umum turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan terhadap keputusan DPR tersebut. Dengan membawa berbagai macam poster bertuliskan tuntutan mereka serta mengenakan baju hitam, aksi dilakukan dengan berjalan kaki dari Parkir Abu Bakar Ali hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta.
Aksi ini merupakan bentuk respons atas sikap DPR RI yang melakukan revisi terhadap putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Undang-Undang Pilkada. Massa juga memberikan julukan kepada DPR sebagai “Dewan Perampok Rungkad” yang dianggap sama sekali tidak memperjuangkan aspirasi rakyat dalam menegakkan demokrasi. Selain itu, mereka mengecam cara-cara kotor pemerintahan Presiden Joko Widodo yang dinilai berusaha mengutak-atik lembaga negara demi kepentingan kelompoknya.
“Dewan Perwakilan Rungkad telah menganulir keputusan dari Mahkamah Konstitusi, pastinya ada sesuatu di dalamnya. Maka hari ini mahasiswa dan masyarakat Jogja turun aksi ke jalan dengan tujuan mengawal keputusan MK yang telah dianulir Dewan Perwakilan Rungkad. Di sebelah sana katanya ada rumah rakyat, tapi nyatanya tidak ada untuk kepentingan rakyat,” ujar salah satu orator.
Setelah longmarch dari Parkir Abu Bakar Ali menuju Istana Negara Gedung Agung, massa kemudian melakukan orasi, melempar telur busuk, serta menginjak-injak poster bertuliskan “Bapak Politik Dinasti.”
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan massa terhadap kondisi demokrasi di Indonesia saat ini.
Agung, RBTV