Sleman – Kabupaten Sleman, sebagai salah satu wilayah yang paling terancam oleh aktivitas Gunung Merapi, kini tengah mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan terjadinya erupsi besar. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman bahkan telah memperpanjang masa siaga darurat Merapi. Persiapan yang akan segera dilakukan termasuk pengaktifan 12 barak pengungsian yang tersebar di desa-desa lereng Gunung Merapi.

Dalam beberapa hari terakhir, Gunung Merapi terus mengeluarkan lava yang mengalir dari puncak kawah ke lereng sisi barat daya. Selain itu, beberapa kali awan panas guguran terjadi. Kondisi ini semakin diperparah dengan adanya dua kubah lava yang masih aktif di puncak Gunung Merapi.

Menyikapi situasi ini, sesuai pemaparan dari Makwan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mereka segera mengambil langkah-langkah antisipasi. Langkah-langkah tersebut antara lain mengaktifkan 12 barak pengungsian, menata ulang logistik di barak pengungsian, memperbaiki rambu lalu lintas menuju tempat pengungsian, dan segera mengaktifkan pos pantau.

Pos pantau yang akan didirikan di sejumlah kalurahan atau desa ini bertujuan untuk memantau pergerakan warga agar tidak memasuki area berbahaya.

Persiapan secara fisik tersebut juga dilengkapi dengan persiapan secara administratif. Pemkab Sleman melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 44.6 Tahun 2024 menetapkan masa siaga darurat Merapi berlangsung hingga 30 September 2024.


Widi – RBTV

Ilham Syafe’i – Editor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *