AirNav Indonesia, temukan 24 kejadian yang di sebabkan oleh balon udara, yang de terbangkan dengan bebas. 8 di antaranya terjadi di Yogyakarta, dan mengancam keselamatan di bandar udara.

Balon udara, Kembali menimbulkan masalah pasca lebaran. Di seluruh pulau Jawa, setidaknya terjadi 24 kecelakaan yang di timbulkan olen balon udara yang terbang secara liar tanpa adanya tali yang menancap ke tanah. Adapun 8 di antaranya berada di Yogyakarta, dan berpotensi menimbulkan kecelakaan pada penerbangan.

Menurut General Manager AirNav Indonesia cabang Yogyakarta, Zainal Arifin, pihaknya sudah berkoordinasi dengan jajaran stakeholder untuk mengadakan sosialisasi terhadap masyarakat akan bahayanya menerbangkan balon udara secara bebas. Adapun zainal menghimbau masyarakat yang menerbangkan balon udara untuk tetap di ikat ke tanah, memakai warna yang mencolok, di larang mengaplikasikan petasan, dan lain lain.

“Kita sudah berkoordinasi dengan teman teman dari Kepolisian, Korem, Koramil, Kodim. Untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat sekitar melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Supaya memberikan infromasi untuk tidak menerbangkan balon ke udara secara bebas. Mengingat ketentuan tentang balon ini sudah ada di peraturan pemerintahan PM 40 TAHUN 2018. Di mana balon hanya boleh di lepas di siang hari. Harus di lengkapi warna warna yang terang, dan tidak boleh di lengkapi dengan bahan peledak, dan segala macamnya itu”, ucap Zainal Arifin sebagai GM AirNav Indonesia cabang Yogyakarta.

Menurut Warjono, kepala stasiun meteorologi BMKG Yogyakarta, pada ketinggian tertentu, balon udara yang di biarkan terbang bebas akan bergerak zig zag saat tertepa angin. Arah angin juga tidak bisa di prediksi, sehingga menerbangkan balon udara dengan bebas menjadikan kondisi yang mengancam lingkungan penerbangan.

Warjono selaku Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta mengatakan, “Ketika ada balon udara di lepaskan di kondisi angin berbeda-beda. Ada lapisan bawah dan lapisan atas. Ketika merasakan aman melepaskan balon udara di angin itu dan merasa tidak akan ke arah bandara tapi ternyata angin itu bisa berubah. Jadi dari atas angin bisa dari barat dan bawah angin dari timur. Ketika terbang balon akan terbang dengan zig zag jadi bisa ke arah bandara. Tentunya ini sangat berbahaya untuk penerbangan di YIA. Kami menghimbau bahwa balon udara tidak di lepas dan harus di tambatkan. Sehingga jika lepas itu akan berbahaya untuk penerbangan”

Bagas, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *