Museum Benteng Vredeburg adalah sebuah bangunan kuil yang terletak di depan Gedung Agung dan Kraton Kesultanan Yogyakarta.Benteng vredeburg pertama kali dibangun pada tahun 1760 atas perintah dari Sri Sultan Hamengku Buwono I dan permintaan pihak pemerintah Belanda yang saat itu dipimpin oleh Nicholaas Harting yang menjabat sebagai Gubernur Direktur Pantai Utara Jawa. Bangunan ini diarsiteki oleh Frans Haak sekitar 1756-1869 M saat benteng ini masih dikuasai oleh pemerintah kolonial Belanda. Sekarang, benteng ini menjadi sebuah musium. Di sejumlah bangunan di dalam benteng ini terdapat diorama mengenai sejarah Indonesia.

Museum Benteng Vredeburg ini berlokasi di Jl. Jend. A. Yani No 6, Yogyakarta 55224, Indonesia.

Benteng ini dibangun sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan presiden Belanda kala itu, dengan dikelilingi oleh sebuah parit (jagang) yang sebagian bekas-bekasnya telah direkonstruksi dan dapat dilihat hingga sekarang.

Museum ini merupakan bangunan cagar budaya yang berdiri di atas tanah kurang lebih 2100 m². Berkat izin Sri Sultan HB I, pihak pemerintah Belanda membangun sebuah bangunan yang difungsikan sebagai benteng peristirahatan pada tahun 1760 di atas tanah milik Kraton Yogyakarta. Bangunan tersebut dinamakan Benteng Rustenburg oleh pihak pemerintah Belanda.

Lima tahun kemudian, tepatnya tahun 1765-1788 benteng ini berganti nama menjadi Benteng Vredeburg yang berarti Benteng Perdamaian. Secara historis perjalanan museum ini sejak berdiri sampai sekarang telah mengalami berbagai perubahan fungsi yaitu :

• Pada tahun 1760 – 1830 berfungsi sebagai benteng pertahanan.

•Pada tahun 1830 -1945 berfungsi sebagai markas militer Belanda dan Jepang

• Pada tahun 1945 – 1977 berfungsi sebagai markas militer RI.

• Pada tahun 1945 – 1977, difungsikan sebagai Mabes Militer RI.

Paska tahun 1977, pihak Militer RI mengembalikan kepada pemerintah melalui Mendikbud ditetapkan sebagai Pusat Informasi dan Pengembangan Budaya Nusantara pada tanggal 09 Agustus 1980. Bapak Daoed Yusuf sebagai Mendikbud di kala itu langsung mendapat persetujuan dari Sri Sultan HB IX.

Delapan tahun setelah difungsikan sebagai Pusat Informasi dan Pengembangan Budaya Nusantara, tepat pada tanggal 16 April 1985, fungsi Benteng Vredeburg di pugar menjadi Museum Perjuangan dan dibuka untuk umum. Kemudian pada tanggal 23 November 1992 resmi menjadi Museum Khusus Perjuangan Nasional dengan nama Museum Benteng Yogyakarta.

Selain itu musem ini juga memiliki beberapa bagian gedung antara lain:

– Diorama perjuangan bangsa Indonesia sebelum Proklamasi 1945 sampai pada era Orde Baru.

– Benda-benda bersejarah, seperi foto-foto dan lukisan tentang perjuangan dari era pra kemerdekaan, perang kemerdekaan dan setelah merdeka.

– Bangunan-bangunan peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya.

– Gedung Ruang Bimbingan & Perpustakaan

– Kompleks Benteng Vredeburg (Jagang/parit)

– Mushola

Museum Benteng Vredeburg ini dibangun dengan gaya arsitektur Indis yang merupakan akulturasi dari unsur-unsur arsitektur Belanda dengan Indonesia (Jawa). Namun pada bangunan gerbang ini, pemerintah Kolonial Belanda lebih banyak mengutamakan arsitektur fungsional yaitu sebagai pertahanan sehingga bangunan ini hampir seluruhnya dibuat dari tembok-tembok berplaster.

Biaya dan hari operasional museum ini Rp 3.000 untuk dewasa, Rp 2.000 untuk anak-anak dan Rp. 10.000 untuk mancanegara. Waktu Kunjungan: hari Selasa – Minggu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *