Kenaikan harga beras belakangan ini yang terus meningkat, membuat Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono ke sepuluh, berharap kenaikan harga tersebut tidak hanya menguntungkan pedagang saja, tetapi juga berdampak positif ke petani.

Sultan memastikan saat ini pihaknya terus berupaya mengendalikan harga kebutuhan pokok, agar tak terus melambung, serta memastikan ketersediaan stok tetap stabil di pasaran.

Ditemui di kompleks Kepatihan, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono ke sepuluh, menanggapi tingginya harga beras di pasaran yang kini mencapai hingga tujuh belas ribu rupiah per kilogram, untuk jenis beras premium, dan lima belas ribu rupiah untuk jenis beras medium.

Sultan berharap kenaikan harga tersebut, tidak hanya menguntungkan pedagang saja, tetapi juga berdampak positif ke petani. Hal itu nantinya akan tampak pada laporan BPS pada triwulan pertama 2024, apakah daya beli di tingkat petani naik pada tiga bulan pertama tahun ini. Jika naik, dimungkinkan para petani juga dapat bagian dari kenaikan harga beras ini.

“Sekarang yang penting bagi say aitu adalah itu. Memang tidak seimbang antara kebutuhan sama jumlah barang, tapi harapan saya naik itu bagian dari pedagang atau sebetulnya petani itu dapat bagian dari kenaikan itu. Kalau dapat bagaian, berari nanti trikuatal itu mesti ada laporan BPS, itu daya beli petaninya naik eggak, kan akan kelihatan di situ. Kalau tidak naik, kan berarti kenaikan harga ini seng utungin pedagang, petani tidak mendapat kan. Nah kira-kira kondisi realnya yang terjadi seperti itu.” Ungkap Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur DIY

Selain harga beras, kenaikan juga terjadi pada komoditas pangan lainnya, seperti cabai merah hingga bawang merah. Sultan mengklain peralihan musim dan kondisi cuaca yang tidak menentu, menjadi salah satu faktor penyebabnya. Menjelang bulan suci Ramadhan, Pemda DIY juga memastikan ketersediaan stok tetap stabil di pasaran.

Agung Ristono, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *