YOGYAKARTA- Grup Madyo Laras ini ada sejak tahun 1770-an atau sejak berdirinya masjid dan Pesarean Kagungan Dalem Sambisari yang sampai saat ini masih dilestarikan. Dari catatan sejarah di Masjid Kagungan Dalem Sambisari, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, Sleman, DIY, selain peninggalan warisan cagar budaya berupa Masjid Kagungan Dalem Sambisari dan Pesarean peninggalan Raden Kyai Chasan Basari dan Raden Kyai Salim.


Seni Budaya Sholawat Jawa Madyo Laras Sambisari, memiliki alat musik yang sederhana selalu mengiringi disetiap penampilannya, meliputi, rebana, tambur, kendang, maupun tepukan tangan.
Cara memainkannya pun diperlukan kesabaran tersendiri terutama dalam menentukan serta menselaraskan antara ketukan dengan irama. Sejumlah pesan moral biasanya diselipkan dalam setiap pementasan sholawatan Jawa, sehingga penikmat kesenian satu ini semakin mengerti dan memahami pesan agama yang disampaikan.


Pentas budaya ini di gelar setiap setahun sekali di Serambi Masjid Kagungan Dalem Sambisari, di pentaskan saat memperingati Mauli Nabi Muhammad Saw.
KPH Purbodiningrat, Putra Mantu Sultan HB X menyatakan “ Sambisari punika ugi sampun dados salah satunggalipun langkang sakpunika sawek dipun kawigatusaken kalian Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi lan Gusti Kanjeng Ratu Condrokirana kaitanipun kalian status salah setunggalipun cagar budaya sawek dipun antu-antu kalian pengurus masjid statusipun.”


Kegiatan ini juga menjadi sarana dalam melestarikan sekaligus mengenalkan kembali seni dan budaya sholawatan Jawa bagi generasi muda. Masjid Kagungan Dalem Sambisari saat ini tengah menjadi perhatian Kraton Yogyakarta terutama menyangkut status cagar budaya.

Agung Ristiono, RBTV.

By Sumiati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *