SLEMAN – Sriyati, ibu rumah tangga, tiga anak, setiap hari memproduksi apem beras di rumahnya. Bermodalkan tungku dan cetakan, serta alat-alat sederhana, Sriyati mampu menghabiskan adonan sampai tiga kilo per harinya. Bahkan, di saat acara-acara tertentu, bisa menghabiskan adonan sampai 30 kilogram.

Dibantu anaknya, di dapur inilah menjadi kegiatan sehari hari dalam pembuatan apem beras. Berlokasi di Pondok 2, RT 3 RW 32, Wonolelo, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Sriyati dibantu anaknya memproduksi apem beras. Mulai dari persiapan bahan, peracikan, proses pemasakan, sampai pada proses pengepakan kue apem beras.

Menurut Sriyati, sebelum berbisnis apem beras ini, sejak kecil sudah dikenalkan oleh orang tuanya. Terlebih di saat ada acara tertentu, Sriyati sudah dilibatkan bergelut untuk membuat apem beras sekaligus uri-uri budaya.


Sriyati, penjual apem beras, menjelaskan, ‘’Zaman almarhum nenek moyang rumiyin, apem ciri khas Wonolelo, makanan tradisional Wonolelo, ingkang sakmeniko sampun semebar wonten ing nusantoro.’’

Ibu separuh baya ini mulai membuat adonan apem semenjak sore hari. Adonan tersebut didiamkan hingga keesokan harinya dan sewaktu akan dimasak, baru ditambah dengan santan dan kelapa muda, kemudian dimasak dalam cetakan.


Sriyati, penjual apem beras, menjelaskan, ‘’Dari tepung beras terus gula merah, kira-kira satu kilo, gula merahnya tujuh ons atau delapan ons, terus dulu ngga ada fermipan, pakai tape, diuleni kalau sudah diuleni atau diaduk-aduk kental kayak adonan pastel, baru ditutup pakai serbet makan. Kalau sudah kira-kira 12 jam, mau pencetakan baru diencerkan pakai air, terus ditambah telur bebek 4 biji. Kalau zaman dulu kan belum ada, telur negeri kira-kira segede telur bebek 4, telur diaduk ditambahi vanili terus ditambah garam, baru dirasain, diicip. Kalau sudah encer baru, baru pencetakan. Satu jam sebelum pencetakan diencerkan, didiamkan dulu.’’

Dengan merek Apem Merdeka, Sriyati terus membuat apem beras. Untuk meningkatkan pangsa pasar, dibuatlah beberapa variasi, seperti rasa original, rasa nangka, coklat, dan keju.


Sriyati, penjual apem beras, mengatakan, ‘’Jualan saya, saya kasih nama Apem Merdeka, variannya pakai nangka kweni, durian, coklat, cempedak, original, kelapa, dan keju.’’

Dengan resep turun temurun dan metode masak tradisional, apem berasnya terus eksis sebagai usaha keluarga sekaligus melestarikan kudapan tradisional.

Yogi, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *