Festival Sastra Yogyakarta (FSY) merupakan suatu event sastra yang pertama kali digelar pada tahun 2022. Pada tahun ini, FSY mengangkat tema “SILA” sebagai kesinambungan tema MULIH pada tahun sebelumnya. Dilansir dari @festivalsastrayk, SILA dimaknai sebagai duduk bersila, kontemplatif, mendengar dan melihat ke dalam serta membaca ke dalam diri, untuk kemudian merefleksikan ke dalam bentuk-bentuk program dalam merayakan pertemuan di sastra di Yogyakarta. Adapun logo FSY tahun 2023 ini menggambarkan orang yang duduk bersila, berkontemplasi untuk mendengar dan melihat kedalam atau refleksi diri lewat medium sastra.
Pada pelaksanaannya, FSY 2023 dimulai pada tanggal 1-28 Oktober dan diadakan di salah satu kawasan cagar budaya bersejarah di kota Yogyakarta yang berperan penting dalam pengembangan sastra dan literasi di Yogyakarta, yaitu Balai Bahasa Yogyakarta. Festival ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti workshop penulisan, diskusi sastra, pasar buku sastra, panggung pertunjukan musik, standup comedy, teater, dan program seru lainnya.
Angkringan Sastra “Bebrayan” merupakan salah satu rangkaian kegiatan FSY yang diadakan pada hari Rabu, 25 Oktober 2023, pukul 19.00-22.00 WIB. Angkringan Sastra “Bebaryan” ini merupakan sesi diskusi bersama Kang Maman yang membahas tentang anak muda menjadi pencerita, menjadi garis depan untuk mengangkat isu-isu penting di masyarakat. Pada pelaksaannya, Angkringan Sastra “Bebrayan” juga diringi kegiatan lain seperti Musik Puisi, Pembacaan Puisi dan Geguritan, serta Dongeng.
Musik Puisi

Musik Puisi pada acara ini dibawakan oleh Jejak Imaji, sebuah kelompok belajar sastra yang berpusat di Kepuh Kulon, Wirokerten, DIY. Pada penampilannya di FSY 2023, Jejak Imaji membawakan musik puisi dengan lima personil, yaitu penyanyi, guitarist, keyboardist, violinist, dan cajonist. Penampilan yang dibawakan pun sangat keren dan menghibur.
Pembacaan Puisi

Pembacaan puisi menjadi salah satu rangkaian acara pada Angkringan Sastra “Bebaryan”. Pembacaan puisi tersebut dilakukan oleh belasan orang, diantaranya ada Ulfatin CH, Khossinah, dan Kedung Darma Romansha. Tema dari puisi-puisi yang dibacakan per orang pun berbeda-beda dan memiliki daya tarik masing-masing.
Geguritan

Pertunjukan Geguritan ini dilakukan oleh kelompok geguritan Gurit Ringgit. Adapun pertunjukan geguritan yang dibawakan berjudul “Semon Geni”. Penampilan Gurit Ringgit sangatlah syahdu dan sakral. Pertunjukan tersebut dibuka dengan suara alat musik tradisonal diiringi suara narator yang menggelegar, suara halus dari sinden, dan juga tarian solo. Setelah pembukaan, masing-masing dari mereka akan membaca beberapa geguritan dan geguritan yang dibaca akan divisualisasikan dengan wayang.
Dongeng

Pembacaan dongeng ini dibawakan oleh Bagong Soebarjo. Media yang digunakan Bagong Soebarjo dalam menceritakan dongengnya berbentuk wayang. Adapun dongeng yang dibawakan berjudul “Timun Mas” yang menceritakan tentang seorang suami istri yang akhirnya bisa mempunyai anak berkat bantuan Buto Ijo, anak tersebut kemudian diberi nama Timun Mas. Namun, Buto Ijo tidak memberikan secara cuma-cuma, ia akan mengambil kembali Timun Mas setelah anak itu dewasa. Pada penceritaannya, Bagong Soebarjo menambahkan beberapa komedi dan juga membuat dongeng tersebut menjadi cerita yang lebih modern.
Itulah tadi, berbagai kegiatan pada acara Angkringan Sastra “Bebaryan” yang merupakan salah satu rangkaian acara Festival Sastra Yogyakarta tahun 2023.