Sukoharjo — Suasana meriah tampak di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, saat ratusan warga mengikuti tradisi tahunan Grebeg Rotan Penjalin 2025. Tradisi budaya yang juga dikenal sebagai Grebeg Rotan ini menjadi ajang kebanggaan masyarakat setempat sekaligus sarana promosi bagi produk kerajinan rotan khas Trangsan.

Tradisi dimulai dengan kirab sembilan gunungan berisi berbagai produk rotan hasil karya warga. Gunungan tersebut diarak mengelilingi desa dan menjadi daya tarik bagi masyarakat maupun wisatawan yang datang menyaksikan.

Kepala Desa Trangsan, Mujiman, menjelaskan bahwa Grebeg Penjalin tahun ini menghadirkan lebih banyak inovasi produk rotan dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, beberapa gunungan juga berisi hasil bumi dari warga setempat, seperti sayuran dan lauk tahu, sebagai simbol rasa syukur atas rezeki dan hasil alam yang melimpah.

“Tahun ini banyak produk rotan baru yang lebih inovatif dan kreatif. Kami juga ingin menampilkan hasil bumi warga sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan,” ujar Mujiman.

Desa Trangsan sendiri sudah lama dikenal sebagai sentra kerajinan rotan terbesar di Jawa Tengah. Produk rotan dari desa ini tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, tetapi juga telah menembus pasar ekspor ke berbagai negara. Melalui Grebeg Rotan, warga berharap tradisi budaya ini tidak hanya menjadi hiburan tahunan, tetapi juga memperkuat identitas budaya serta mendukung perekonomian lokal.

Grebeg Penjalin menjadi bukti nyata perpaduan antara pelestarian budaya lokal dan pengembangan ekonomi kreatif, di mana nilai-nilai tradisi diwariskan sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

RIZKI BUDI PRATAMA | RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *