Kulon Progo – Terombang-ambing di tengah ketidakstabilan harga komoditas cabai di tingkat petani. Inilah yang kini dirasakan oleh para buruh tani di Kabupaten Kulon Progo. Kini, besaran gaji harian yang mereka terima, bergantung pada harga komoditas cabai itu sendiri.

Pemilik lahan hanya bisa pasrah, dan hanya mampu mempekerjakan sedikit buruh tani, untuk menutupi biaya operasional. Seperti yang dialami oleh Partini, seorang buruh tani asal Bugel, Panjatan, Kulon Progo, yang harus bekerja sendirian memetik cabai keriting yang harga per kilonya sempat menyentuh angka 5 ribu rupiah. Ia mengaku harga per kilo komoditas tersebut, juga memengaruhi pendapatannya sehari, dari yang biasanya dalam sehari per lahan, ia mendapat 100 ribu rupiah, kini harus pasrah menerima 70 ribu rupiah.

Senada dengan Partini, Rini Pujiati, yang berprofesi sama, juga mengalami penurunan pendapatan. Saat ini, Rini mengaku harus menerima upah buruh 80 ribu rupiah, setiap menggarap lahan orang.

“Satu hari pembayarannya 70 ribu rupiah, nanti kalau turun, turun lagi pembayarannya.” Ujar Partini, Buruh Tani.

Mereka tetap berharap agar harga setiap komoditas menjadi stabil, sehingga pendapatan Buruh Tani juga ikut kembali normal.

Bagas, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *