Mesin penggiling padi yang baru saja direvitalisasi oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo ini kini dikelola oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Ngestiharjo, dengan tujuan agar sektor pertanian, khususnya komoditas padi di wilayah tersebut, dapat dimajukan.
Mesin penggiling padi ini mampu dioperasikan hingga 10 jam per hari, dengan kapasitas produksi mencapai 5 hingga 6 ton. Dengan adanya kapasitas ini, diharapkan sektor pertanian dapat dikembangkan dan fasilitas ini dapat dimanfaatkan oleh para petani setempat. Sebelumnya, pengolahan padi menjadi beras dilakukan secara manual, dengan proses penjemuran di bawah terik matahari dan sangat tergantung pada kondisi cuaca.
Menurut Suhadadi Mulyono dari Seksi Usaha Gapoktan Ngestiharjo, proses penggilingan padi dapat lebih dimaksimalkan dengan adanya fasilitas ini. Beras pun kini dapat diproduksi dan dijual oleh Gapoktan sendiri dengan harga sekitar 12 ribu rupiah per kilogram.
Suhadadi Mulyono mengatakan “Saya mengatakan program pemerintah, kan ada dari pemerintah itu enam ribu kita beli enam ribu dua ratus, enam ribu tiga ratus. Kenapa? Kasihan kalau nanti enam ribu itu masih terlalu rendah, jadi di harga sekarang itu enam ribu tiga ratus dan kita jual dua belas ribu. Untungnya kecil, tapi masyarakat bisa menikmati hasilnya. Jadi tidak serta merta mencari keuntungan pula tapi bagaimana tetap menstabilkan harga, jangan sampai harga gabah itu jatuh di bawah harga yang diperoleh petani”
Fasilitas RMU beserta sarana pendukungnya ini dibangun dengan biaya sebesar 455 juta rupiah, yang berasal dari Dana Alokasi Khusus Fisik di bidang pertanian dalam APBD Kulon Progo tahun 2024.
Bagas, RBTV