Dusun Susukan II, Desa genjahan, Ponjong, Gunungkidul menyimpan kisah mengharukan tentang Sarno, seorang pejuang veteran. Rumah sederhana yang dulunya adalah kandang ayam kini menjadi satu-satunya tempat berteduhnya menghabiskan waktu melanjutkan hidup.

Sarno dahulunya merupakan veteran pejuang yang mengabdikan dirinya untuk membantu Bangsa Indonesia. Namun keterbatasan ekonomi dan usia lanjut membuatnya harus hidup sebatang kara.

Sarno mengaku tidak mendapatkan tunjangan veteran karena sejak 2014 dirinya mengajukan berkas permohonan veteran tidak diterima tanpa tahu alasannya. Kondisi ini membuat dirinya hanya mengandalkan belas kasihan dari lingkungan tempatnya tinggal. Sarno mengaku tidak mendapatkan bantuan lainnya dari pemerintah dan hanya memiliki BPJS saja.

Veteran yang mendapatkan surat tanda penghargaan, Satya Lenjana Wira Dharma yang ditandatangani Menteri Koordinator Keamanan dan Pertahanan, Kepala Staf Angkatan bersendjata, A.H. Nasution pada 26 Maret 1966 menjadi salah satu bukti bahwa Sarno dahulunya merupakan seorang pejuang.

Sarno menjadi anggota militer sukarela sejak tahun 1960-1969. Berbagai pengalaman telah didapatkan Sarno waktu menjadi anggota militer. Diantaranya memberantas kahar muzakkar serta mendapat tugas ke Irian untuk merebut Irian Barat.

Sarno sempat menikah namun tidak memiliki keturunan hingga istrinya meninggal dunia, kurang lebih 20 tahun sudah Sarno hidup sebatang kara.

“Nganggur sepungkur, kulo nek niki ceritake niku soyo pait soyo tuo iso nangis. Kulo niku nganggur yen durung mangan yen mboten diwenehi niku untung negoro wenehi jaminan panganan mateng. Pemerintah daerah nggih saking RT, Dukuh, Lurah ngeten-ngeten podo entuk sembako nek dong wulanan niko nggih enten BLT kulo mboten angsal. Kulo niku ngantos nopo aku ki daftarku wis mbok dipatekke ora ono daftare piye takon ning pak Dukuh ning pak RT mboten ngertos. Kulo nggih ngusulke naliko dijaluki data-data wong sing menderita kenging nopo sing medun niku ora sing menderita malah wong sing duwe-duwe entuk panggilan angsal sembako angsal BLT kulo kok mboten” ungkap Sarno, pejuang veteran.

Kisah hidup Sarno menjadi pengingat akan pengorbanan para pahlawan yang seringkali tak mendapat perhatian. Kisah pilu ini menyoroti nasib para pahlawan yang seringkali terlupakan.

Agung

RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *