Kulon Progo – Saat musim kemarau tiba, banyak orang mencari minuman dingin untuk melepas dahaga. Di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat satu minuman pelepas dahaga yang legendaris. Es Tape Buk Begal, yang sudah berjualan sejak tahun 1975, menjadi pilihan banyak orang. Meski hanya berjualan di tepi jalan, Es Tape ini memiliki pelanggan lintas generasi.

Tempat Sederhana dengan Sejarah Panjang

Kedai Es Tape Buk Begal, yang terletak di ruas Jalan Nagung-Brosot, Kalurahan Panjatan, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memang terlihat sederhana. Namun, siapa sangka kedai ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Sumarjo Rubingin, warga Pedukuhan Sungapan, Kalurahan Tirtorahayu, Kapanewon Galur, adalah penjualnya. Rubingin, sapaan akrabnya, mulai berjualan di bawah pohon asam jawa di area persawahan ini sejak tahun 1975, atau empat puluh sembilan tahun lalu.

Asal Usul Nama Buk Begal

Penggunaan nama Buk Begal bukan tanpa alasan. Lokasi yang dipilih Rubingin untuk berjualan dulunya dikenal sebagai wilayah rawan pembegalan pada malam hari. Oleh karena itu, masyarakat setempat menyebutnya sebagai Buk Begal.

Cita Rasa Unik dan Harga Terjangkau

Selain dinikmati langsung, para pelanggan es tape di tempat ini juga bisa menyelupkan roti ke dalam es tape. Perpaduan antara manis asam es tape dengan tekstur roti memberikan cita rasa tersendiri yang lumer di lidah. Satu gelas es tape buatan Rubingin dijual dengan harga tiga ribu lima ratus rupiah, sementara roti sebagai penyanding es tape dijual dengan harga dua ribu rupiah.

Dengan sejarah panjang dan rasa yang khas, Es Tape Buk Begal tetap menjadi pilihan favorit banyak orang di Kulon Progo.

Kulon Progo – Saat musim kemarau tiba, banyak orang mencari minuman dingin untuk melepas dahaga. Di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat satu minuman pelepas dahaga yang legendaris. Es Tape Buk Begal, yang sudah berjualan sejak tahun 1975, menjadi pilihan banyak orang. Meski hanya berjualan di tepi jalan, Es Tape ini memiliki pelanggan lintas generasi.

Tempat Sederhana dengan Sejarah Panjang

Kedai Es Tape Buk Begal, yang terletak di ruas Jalan Nagung-Brosot, Kalurahan Panjatan, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memang terlihat sederhana. Namun, siapa sangka kedai ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Sumarjo Rubingin, warga Pedukuhan Sungapan, Kalurahan Tirtorahayu, Kapanewon Galur, adalah penjualnya. Rubingin, sapaan akrabnya, mulai berjualan di bawah pohon asam jawa di area persawahan ini sejak tahun 1975, atau empat puluh sembilan tahun lalu.

Asal Usul Nama Buk Begal

Penggunaan nama Buk Begal bukan tanpa alasan. Lokasi yang dipilih Rubingin untuk berjualan dulunya dikenal sebagai wilayah rawan pembegalan pada malam hari. Oleh karena itu, masyarakat setempat menyebutnya sebagai Buk Begal.

Cita Rasa Unik dan Harga Terjangkau

Selain dinikmati langsung, para pelanggan es tape di tempat ini juga bisa menyelupkan roti ke dalam es tape. Perpaduan antara manis asam es tape dengan tekstur roti memberikan cita rasa tersendiri yang lumer di lidah. Satu gelas es tape buatan Rubingin dijual dengan harga tiga ribu lima ratus rupiah, sementara roti sebagai penyanding es tape dijual dengan harga dua ribu rupiah.

Dengan sejarah panjang dan rasa yang khas, Es Tape Buk Begal tetap menjadi pilihan favorit banyak orang di Kulon Progo.

Bagas RBTV
Editor: Ghulama Rashif Faza

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *