Terdapat 6 partai yang berkoalisi di Kabupaten Kulon Progo untuk mengusung calon bupati dan wakil bupati 2024-2029, yaitu Gerindra, Golkar, PKS, PKB, PPP, dan NasDem. Koalisi ini memberikan gambaran mengenai poros terbesar dalam kontestasi pemilihan bupati dan wakil bupati.
Koalisi dibangun karena partai anggota koalisi tidak bisa mengusulkan paslon Pilkada karena ketentuan batas minimal, sehingga keputusan menyamakan visi dan membuat koalisi menjadi pilihan terbaik.
Koalisi ini telah mengantongi 24 kursi, berasal dari 6 kursi Gerindra, 6 kursi Gerindra, 5 kursi Golkar, 5 kursi PKS, 5 kursi PKB, 2 kursi PPP, DAN 1 kursi NasDem. Dengan mengantongi 24 dari 40 kursi DPRD Kulon Progo, koalisi ini menjadi poros terbesar arus politik daerah.
‘Terkait dengan koalisi bersama yaitu yang pertama dari Partai Gerindra, kemudian Partai Golkar, dilanjut Partai PKS, kemudian NasDem, PPP, dan yang satu lagi adalah dari Partai PKB. Membentuk koalisi ini sebagai syarat untuk bagaimana kita nanti bersama-sama untuk memilih bupati dan wakil bupati untuk kontestan di Pilkada tahun 2024.” Ungkap Lajiyo Yok Mulyono sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra.
Disusul oleh Lilik Saiful Ahmad, PLT Ketua DPD Partai Golkar Kulon Progo, mengatakan “Pernyataan koalisi ini memang kita sepakati bersama untuk belum menyebut nama, karena di masing-masing partai pasti aka nada meknisme-mekanisme. Kita tetap menghormati, menghargai bahwa Gerindra ini mengusulkan calon bupati dan sudah menyebut nama. Tapi dipertemuan tadi, untuk memfinalkan tentu kita akan ketemu dengan calon bupati yang diusulkan oleh Gerindra, yang nantinya akan menjadi calon bupati bersama.”
Orientasi pembuatan koalisi dimaksudkan tidak hanya berkaitan pada pengusungan paslon Pilkada, namun juga berorientasi pada berkelanjutan pemerintahan daerah untuk menyongsong Indonesia Emas, serta mengawal kebijakan pemerintah pusat.
Bagas
RBTV