Prosesi mubeng beteng diawali dengan pembacaan tembang-tembang macapat dan doa bersama sejak pukul 20.00 hingga 00.00 wib, yang digelar di halaman kamandungan lor atau keben di kompleks keraton yogyakarta, minggu malam.

Prosesi ini dilakukan oleh peguyuban abdi dalem keraron yogyakarta dan masyarakat hingga wisatawan pun turut menyaksikan dan diperbolehkan mengikuti jalannya prosesi mubeng beteng.

Prosesi dilanjutkan dengan mubeng beteng dalam nuansa sunyi dan khidmat oleh abdi dalem keraton yang tidak berbicara dan tanpa alas kaki berjalan mengitari beteng keraton berlawanan dengan arah jarum jam.

Setelah tiga tahun absen akibat pandemi covid-19, hajad kawula dalem ini diinisiasi paguyuban abdi dalem keraton yogyakarta dan masyarakat sebagai bentuk refleksi bersama, perenungan, kontemplasi dan memohon perlindungan serta pensucian diri menuju manusia yang lebih baik pada tahun yang akan datang.

“Semoga kedepannya lebih baik lagi, lancar rezekinya apa yang dilakuin semoga lancar juga, sukses kedepannya, sehat, udah itu aja aamiin, semoga tercapai semuanya. Kebetulan emang asli orang jawa asli orang jogja, jadi kita penasaran juga historis sejarahnya jogja kayak gimana terus juga baru pertama kalinya kebetulan, buat lebih dalam lagi eksplore yaa sebagai orang jogja.” ungkap Ines dan Ira selaku warga Jogja

“Cara warga masyarakat jawa khususnya Yogyakarta dalam menyambut malam pergantian tahun dengan kekhidmatan, kekhusyuan dan keheningan dalam menyambut. Dengan berdoa tentu saja tahun yang akan datang tahun yang saat ini menjadi lebih baik dari yang sebelumnya sudah itu saja.” ungkap Kusumo Negoro selaku abdi dalem

Tradisi mubeng beteng merupakan bagian tirakat lampah ratri atau munajat ke hadirat alloh swt dengan berjalan kaki mengelilingi benteng keraton yogyakarta.

__

AGUNG RBTV






Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *