Peran orang tua sangat penting dalam penanganan clubfoot atau kaki pengor pada anak sejak masih bayi. Hal ini yang ingin di bagikan oleh pusat rehabilitasi yakkum dalam peringatkan hari clubfoot sedunia, yang mana mengangkat tema “Walk, Play, anda Run Free”.

Kesempurnaan sang buah hati menjadi dambaan setiap orang tua. Dari sinilah pusat rehabilitasi yakkum ingin memberikan motivasi kepada orang tua dengan anak yang mengalami clubfoot, untuk semangat mendapingi sang buah hati hingga pulih dan dapat beraktivitas dengan baik.

Dalam peringatan hari clubfoot sedunia, belum lama ini pusat rehabilitasi yakkum mengajak orang tua dan sang buah hati untuk berkumpul bersama dan saling support untuk membangun komunitas dukungan.

Project manager penanganan clubfoot, Silvia Laurent mengatakan, selain dokter orthopendi dan tim medis, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan penangangan clubfoot.

“Pada dasarnya, tujuan program ini untuk menghindarkan atau preventing lifelong disability, seperti kaki pengkor. Tujuan kami agar orang-orang bisa tahu jika kondisi ini bisa di sembuhkan, dengan penanganan yang sedini mungkin. Karena jika tidak di sembuhkan, tidak dikoreksi, dapat menyebabkan kondisi disabilitas seumur hidup.” Ungkap Silvia Laurent, Project Manager penanganan clubfoot

Di tambahkan Silvia, saat ini ada metode ponseti yang revolusioner dalam penangan clubfoot. Dengan metode ponseti, kondisi clubfoot dapat di koreksi secara maksimal sehingga anak dapat kembali, berjalan, dan berlari dengan ceria.

“Kalau projeck kami memang membangun jaringan rumah sakit yang memang menangani clubfoot dengan metode ponseti. Metode ponseti sendiri yaitu di lakukan dengan tanpa bedah untuk clubfoot. Karena zaman dulu mungkin clubfoot di operasinya besar, biayanya bisa puluhan atau bahkan ratusan juta. Tapi dengan metode yang di lakukan sekarang ini sangat efektif dan lebih murah dari metode yang lain. Penangannya juga sudah di tangani oleh BPJS, tapi kami menguatkannya dari alat bantu. Karena penanganan clubfoot tidak hanya berhenti ketika selesai operasi, tetapi pengunaan Sepatu koreksi.” Ungkap lanjut Silvia

Clubfoot merupakan jenis kelainan bawaan yang paling umum terjadi atau 21,9 persen dengan prevalensi sebanyak 0,76 – 3,49 dari 1000 kelahiran. Jika tidak atau terlambat di tangani, clubfoot akan mengakibatkan kondisi disabilitas seumur hidup.

Widi, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *