Sebanyak sebelas gunungan di kirab dalam pawai budaya unduh-unduh yang di adakan oleh warga Klitren kota Yogyakarta. Kegiatan ini menguatkan semangat persatuan dan gotong royong antar warga, karena di ikuti oleh seluruh perwakilan kampung, lembaga pendidikan dan gereja di Gondokusuman.
Pawai budaya unduh-unduh yang di adakan oleh warga kalurahan Klitren kota Yogyakarta ini, berlangsung meriah. Sepanjang jalan yang menjadi rute pawai, tampak masyarakat sudah berjajar antusias untuk menyaksikan pawai budaya ini.
Pemerintah kota Yogyakarta mendorong tradisi budaya yang di jalankan oleh warga Klitren ini. Pawai budaya ini di buka oleh pejabat walikota kota Yogyakarta, Singgih Raharjo. Di sampaikan Singgih, tradisi budaya yang rutin diadakan ini, sangat menarik dan bisa menjadi salah satu daya tarik pariwisata Yogyakarta. Dirinya berharap, dua tujuan dari kegiatan ini dapat tercapai, yakni mendapat apresiasi wisatawan dan budaya yang ada tetap lestari.
“Menurut saya kegiatan ini sangat bagus, karena di samping untuk melestarikan adat budaya suatu tempat, juga menjadi bagian dari promosi pariwisata berbasis budaya. Pergerakan masyarakat di Klitren ini sangat bagus, apalagi ada anak-anak yang bisa menjadi proses edukasi. Harapannya kegiatan ini dapat di lestarikan terus dan sekaligus menjadi daya tarik pariwisata yang ada di Klitren ini.” Ungkap Singgih Raharjo, walikota kota Yogyakarta
Sementara itu ketua paguyupan seni dan budaya kalurahan Klitren, Sugeng Kiswanto mengatakan, pawai budaya unduh-unduh adalah kegiatan unggulan yang ada di kalurahan Klitren. Acara yang sudah enam kali di adakan ini, awalnya di adakan oleh gereja kristen Jawa Sawokembar Gondokusuman dan gereja Samirono baru. Kemudian di adopsi oleh masyarakat Klitren sehingga menjadi milik mayarakat.
“Kegiatan saat ini sudah keenam kalinya. Tujuan dan maksud dari kegiatan ini adalah unduh-unduh sebagai simbol ucapan syukur, dari masyarakat kepada Tuhan yang Maha Kuasa, dengan mengadakan kegiatan seperti ini. Unduh-unduh tersebut terdiri dari gereja Gondokusuman dan gereja Samirono baru. Gereja ini yang memulai upacara adat unduh-unduh dan di adopsi oleh masyarakat khususnya kalurahan Klitren, sehingga saat ini menjadi upacara adat milik masyarakat kalurahan Klitren.” Ungkap Sugeng Kiswanto, ketua paguyupan seni dan budaya kalurahan Klitren
“Gunungan ini merupakan ciptaan Tuhan dan merupakan karya Tuhan yang bisa memberkati semuanya. Tidak pandang bulu, baik itu kristen, islam, hindu, budha, semuanya mendapatkan berkat dari Tuhan.” Ungkap Winarna, ketua 1 majelis GKJ Gondokusuman
Kadir, RBTV.