Belum banyak informasi yang diterima secara utuh oleh masyarakat, terkait dengan sekolah inklusif. Inilah yang mendorong pengelola Kelompok Bermain Gantari untuk terus mengedukasi masyarakat. Bahwa sekolah inklusif memiliki kemampuan lebih untuk menjadi tempat belajar siswa yang berkebutuhan khusus.
Sri Wahyuni, Kepala Sekolah Kelompok Bermain Gantari mengungkapkan. Pihaknya memiliki fasilitas khusus seperti ruang individual untuk mendampingi siswa berkebutuhan khusus sebelum akhirnya membaur dengan siswa lain. Pihaknya juga menyiapkan support group untuk orang tua yang di dampingi oleh psikolog.
“Fasilitas di Sekolah Inklusif Gandari ini, kita ada 3 kelas inklusif, terdapat kelas individual untuk anak-anak yang memang berkebutuhan khusus atau anak-anak disabilitas yang membutuhkan pelayanan individu. Kemudian terdapat juga support group untuk orang tuanya yang di dampingi oleh psikolog,” ujar Sri Wahyuni, Kepala Sekolah KB Gantari.
Cici, salah satu guru di Kelompok Bermain Gantari mengaku, dirinya memiliki tantangan tersendiri saat mengajar siswa. Dengan berbagai latar belakang dan kondisi. Namun yang terpenting adalah bagaimana mengubah stigma masyarakat. Sehingga siswa non berkebutuhan khusus juga bisa merasakan fasilitas di sekolah ini.
Di bawah Pusat Rehabilitasi Yakkum dan Dukungan Seeyou Foundation Netherland, Kelompok Bermain Inklusif Gantari. Saat ini telah memiliki siswa siswi kurang lebih berjumlah 20 anak. Yang terdiri dari 14 anak non berkebutuhan khusus dan 6 anak berkebutuhan khusus.
“Sangat senang sekali dengan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak kami, baik secara akademis maupun secara non akademis. Terutama untuk hal kepekaan, kepedulian, dan empati sudah mulai tumbuh pelan-pelan meskipun dia masih kecil. Dia juga bisa bergaul tanpa membeda-bedakan temannya, meskipun temannya ada yang berkebutuhan khusus. Jadi dia juga bisa mulai memahami, bahwa teman-temannya itu sama seperti dia. Bahkan dia sebagai teman yang tidak berkebutuhan khusus bisa menolong, membantu, bisa belajar sabar, dan mengalah,” ujar Dian Kristiana, Orang Tua Siswa.
Widi, RBTV.