Penjabat Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo mengungkapkan bahwa volume sampah yang di hasilkan dan akan di olah Kota Yogyakarta sekitar 200 ton/hari. Dari pengolahan volume sampah itu bisa menghasilkan berkisar 40-50%, atau sekitar 100 ton RDF. Pengolahan sampah menjadi RDF akan di lakukan tempat pengolahan sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R), di Nitikan, Karangmiri, dan Kranon. Namun akan di lakukan peninjauan ke TPS 3R Nitikan untuk memastikan pengolahan sampah dan contoh RDF yang di hasilkan.
“Kami akan melakukan secepatnya, karena sekarang pun di Nitikan sudah memulai untuk memproses hasil outputnya dalah RDF itu sendiri. Kemarin hari Jumat, saat saya mengecek sudah mulai produksi. Namun demikian nanti setelah acara ini selesai, kami akan melakukan peninjauan kesana untuk memastikan pengolahan sampahnya. Sekaligus melihat hasil RDF yang mereka hasilkan,” ujar Singgih Raharjo, Pejabat Walikota Yogyakarta.
Sementara Presiden Direktur PT Solusi Bangun Indonesia, Lilik Unggul Raharjo menyampaikan. Dengan adanya kerjasama ini dapat membantu menyelesaikan sampah perkotaan, terutama di daerah sekitar pabrik di Cilacap. Yogyakarta dipilih karena sudah diskusi dengan Pemda DIY, dan sebagian besar produk yang dihasilkan oleh PT SBI, market utama di Jogja. Jadi tentunya ada tanggung jawab moral juga untuk bagaimana menyelesaikan sampah di DIY.
“Tanggung jawab moral juga, untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada di DIY. Kemudian tentunya, karena kriterianya ini supaya sustin atau supaya berkesinambungan. Kita inginkan spesifikasi produk dari yang mereka hasilkan. Untuk memenuhi ketentuan yang telah kita tetapkan, misalnya kadar air di harapkan maksimum 20%,” ujar Presiden Direktur Pt Solusi Bangun Indonesia, Lilik Unggul Raharjo
Rinamaulita, RBTV.