Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yeti Martanti mengungkapkan bahwa kegiatan ini sebagai upaya untuk mewariskan tradisi tulis menulis menggunakan aksara Jawa dari generasi ke generasi. Aksara jawa tidak hanya sekedar sistem penulisan, tetapi juga bagian dari identitas budaya masyarakat Yogyakarta. Di harapkan dengan menjaga keberlangsungan kegiatan pelestarian dan pengembangan aksara Jawa di Kota Yogyakarta, masyarakat tidak hanya melestarikan warisan budaya, tetapi juga memperkaya kehidupan budaya dan intelektual mereka sendiri.
“Ini adalah kegiatan yang sudah di lakukan sebelumnya oleh Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. Tapi seperti yang telah kami sampaikan tadi, biasanya kami hanya dalam satu ruang, kemudian mengundang peserta. Untuk tahun ini kami menggunakan metode yang berbeda, yaitu dengan kami mendatangi kampung-kampung secara langsung. Tahun ini kami mengunjungi 30 kampung yang langsung menjadi tujuan utama kami dalam kegiatan Pawiyatan Aksara. Yang paling menarik adalah kami melibatkan komunitas-komunitas aksara Jawa yang ada di Kota Yogyakarta. Jadi kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi dengan 10 komunitas yang terlibat dalam kegiatan ini,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yeti Martanti.
Sementara salah satu peserta, ari dengan adanya kegiatan ini dirinya cukup terbantu. Untuk mengingat kembali pelajaran menulis aksara jawa yang dulu pernah di pelajari. Selain itu nantinya juga dapat membantunya memberikan pelajaran untuk anak dan cucu.
“Adanya kegiatan ini membantu saya untuk mengingat-ingat kembali materi membaca dan menulis aksara Jawa. Pada saat saya masih menempuh pendidikan SD. Dengan mengikuti kegiatan ini dapat membantu untuk memberikan pelajaran kepada anak dan cucu saya,” ujar Ari, Peserta Pawiyatan Aksara.
Rina Maulita, RBTV.