Setelah berjalan kaki dari bundaran Universitas Gadjah Mada, ratusan demonstran dari berbagai elemen dari berbagai elemen di Yogyakarta ini menggelar aksinya pada pertigaan jalan Kolombo, atau yang dikenal dengan pertigaan Gejayan.

Aksi yang bertajug Gejayan kembali memanggil ini, berlangsung tertib dan baru berakhir tepat jam enam sore.

Dengan memasang poster besar berisi kecaman-kecaman terhadap Presiden Joko Widodo yang dalam periode pemerintahannya lebih banyak menyengsarakan rakyat Indonesia. Ratusan demonstran yang tergabung dalam Jagad Demokrasi atau Aringan Gugat Demokrasi, mendesak seluruh masyarakat Indonesia melawan berbagai ketidak-adilan, pengebirian demokrasi, dan melawan segala bentuk penindasan oleh rezim yang berkuasa.

Orasi yang diberikan juga terkait dengan masalah yang terjadi pada pemerintahan Jokowi selama Ia menjabat. Mulai dari masalah soal biaya kuliah yang semakin mahal membuat banyak anak yang memilih tidak lanjut ke jenjang kuliah hingga kasus-kasus dan peristiwa yang dianggap telah ditutupi oleh segelintir orang seperti kanjuruhan, pemukulan pers, dan kebebasan berekspresi dalam demokrasi yang dianggap telah dibatasi oleh para pemegang kekuasaan.

Aksi yang diwarnai orasi secara bergantian oleh wakil-wakil kelompok demonstran ini, tidak menerjunkan polisi yang banyak untuk pengamanan. Pengamanan aksi ini ditinjau langsung oleh Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan.

“Kita akan sama-sama membuktikan bahwa kekuasaan rakyat lebih tinggi dari tiang penguasa.” Ungkap salah satu pada orasi aktivis pada aksi demo

Poster-poster besar dan kecil yang menggambarkan situasi negeri sebagai bentuk perlawanan dengan kepemerintahan Jokowi terpasang pada papan Iklan dan segala kata dan kalimat yang ditujukan untuk pemerintah dan kekuasaan yang dianggap telah melenceng dan disalahgunakan.

Kepemerintahan Jokowi yang dianggap Oligarki dan seolah-olah ingin meneruskan kekuasaan kepada anaknya yang mendapatkan julukan politik dinasti,  membuat banyak polemik, mendapat kecaman keras dari rakyat, diangkat keras pada aksi demo ini.

Dalam aksi ini para demonstran membawa pula replika pisau Guillotin sebagai simbol kuasa rakyat.

Aksi di Gejayan ini diakhiri dengan menyanyikan lagu darah juang.

Widi, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *