Meski Rektor Profesor Al Makin tidak hadir, seruan moral dari Universitas Islam Negeri, Sunan Kalijaga ini tetap gelar perguruan tinggi yang berada pada bawah bendera Kementerian Agama tersebut.

Dalam seruan moral berisi enam poin itu, Sivitas Akademika Uin Sunan Kalijaga salah satunya mendesak Presiden Republik Indonesia sebagai kepala negara menjadi teladan etik bagi semua aparat di bawahsannya dalam menjaga netralitas dan menjamin proses politik yang berlangsung demokratis, tanpa kekerasan, mewujudkan pemilu, jujur dan adil.

“Yang terjadi, demokrasi yang tidak menggunakan hati nurani sebagai more kekuatan untuk memberikan suara. Ini yang kita khawatirkan, jika itu tidak terjadi more hati nurani tidak menjadi panduan masyarakat umum. Untuk memberikan pilihan pada pemilu 14 Februari. Demokrasi itu menjadi alat untuk menuju kemakmuran, bagian dari alat untuk menuju kesejahteraan bersama. Akan tetapi, jika demokrasi mengalami kemerosotan tidak akan bisa maju kesejahteraan dan kemajuan bersama,” ujar Ahmad Uzair, Koordinator Seruan Moral.

Usai menyampaikan seruan moral, Ahmad Uzair menegaskan ketidakhadiran Rektor, tidak menjadi permasalahkan. Karena sebelum menyampaikan ini sudah berkoordinasi dengan semua pimpinan. Mereka menolak menjadi partisan.

“Kami berkoordinasi, dengan seluruh pihak, seperti Senat dan Pimpinan Rektorat bahwa beliau tidak datang tetap kita hargai dan hormati,” imbuhnya.

Widi, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *