Potensi hujan abu vulkanik dari gunung merapi yang mengguyur wilayah Kabupaten Sleman diperkirakan lebih tinggi pada bulan Januari dan Februari. Hal ini dikarenakan arah angin yang berubah sehingga tiupan angin akan cenderung mengarah ke selatan Merapi.

Kepala BPBD Sleman, Makwan mengungkapkan arah angin akan berubah ke arah tenggara sehingga potensi abu cenderung ke wilayah Sleman dan Klaten. Namun demikian untuk efek dari abu ini cukup dengan penggunaan masker dan kaca mata pelindung. Pihak BPBD juga telah menjelaskan ke sejumlah komunitas pelaku wisata di lereng merapi terkait hal ini.

“Januari-Februari ini arah angin akan berubah kearah tenggara. Kemungkinan Sleman dan Klaten akan terdampak abu vulkanik. Awan panasnya kearah barat daya, karena awan panas itu juga akan meninggalkan abu, abu tersebut kemudian diterpa angin kearah tenggara, maka kita selesaikan dengan masker atau kacamata karena itu menjadi penting. Perbandingannya begini, waktu zamannya gunung kelud, abu itu tebal lalu apakah kita harus evakuasi? Kan tidak, karena abu cukup selesai dengan masker.” – Jelas Makwan (Kepala BPBD Sleman).

Makwan juga mengingatkan hingga saat ini gunung merapi dalam kondisi sangat aktif. Namun demikian, sesuai dengan arahan BPPTKG untuk wisatawan yang berada di lereng merapi dalam radius aman akan terhindar dari letusan atau erupsi yang terjadi. Ditambahkan pula bahwa teknologi komunikasi saat ini juga sudah berkembang pesat sehingga masyarakat dapat mengetahui posisi aman dengan akurat melalui aplikasi yang ada di playstore.

“Merapi saat ini aktivitasnya masih sangat tinggi ditandai dengan masih munculnya gempa-gempa vulkanik dangkal, termasuk juga keluarnya lava pijar. Bahkan beberapa kali awan panas juga terjadi. Fenomena ini mestinya menarik para wisatawan tentu dalam posisi aman. Supaya tahu posisi aman itu bagaimana? Yaitu dari rekomendasi yang disampaikan oleh Badan Geologi melalui BPPTKG, bahwa zona bahaya di Kali Boyong, kemudian Kali Gendol, Kali Kuning itu 5 km.” – Jelas Makwan (Kepala BPBD Sleman).

Saat ini pihak BPBD terus aktif berada di sejumlah lokasi dilereng Merapi, selain melakukan pemantauan juga memberikan rasa aman kepada pengunjung wisata maupun warga setempat.

Widi RBTV.

Potensi hujan abu vulkanik dari gunung merapi yang mengguyur wilayah Kabupaten Sleman diperkirakan lebih tinggi pada bulan Januari dan Februari. Hal ini dikarenakan arah angin yang berubah sehingga tiupan angin akan cenderung mengarah ke selatan Merapi.

Kepala BPBD Sleman, Makwan mengungkapkan arah angin akan berubah ke arah tenggara sehingga potensi abu cenderung ke wilayah Sleman dan Klaten. Namun demikian untuk efek dari abu ini cukup dengan penggunaan masker dan kaca mata pelindung. Pihak BPBD juga telah menjelaskan ke sejumlah komunitas pelaku wisata di lereng merapi terkait hal ini.

“Januari-Februari ini arah angin akan berubah kearah tenggara. Kemungkinan Sleman dan Klaten akan terdampak abu vulkanik. Awan panasnya kearah barat daya, karena awan panas itu juga akan meninggalkan abu, abu tersebut kemudian diterpa angin kearah tenggara, maka kita selesaikan dengan masker atau kacamata karena itu menjadi penting. Perbandingannya begini, waktu zamannya gunung kelud, abu itu tebal lalu apakah kita harus evakuasi? Kan tidak, karena abu cukup selesai dengan masker.” – Jelas Makwan (Kepala BPBD Sleman).

Makwan juga mengingatkan hingga saat ini gunung merapi dalam kondisi sangat aktif. Namun demikian, sesuai dengan arahan BPPTKG untuk wisatawan yang berada di lereng merapi dalam radius aman akan terhindar dari letusan atau erupsi yang terjadi. Ditambahkan pula bahwa teknologi komunikasi saat ini juga sudah berkembang pesat sehingga masyarakat dapat mengetahui posisi aman dengan akurat melalui aplikasi yang ada di playstore.

“Merapi saat ini aktivitasnya masih sangat tinggi ditandai dengan masih munculnya gempa-gempa vulkanik dangkal, termasuk juga keluarnya lava pijar. Bahkan beberapa kali awan panas juga terjadi. Fenomena ini mestinya menarik para wisatawan tentu dalam posisi aman. Supaya tahu posisi aman itu bagaimana? Yaitu dari rekomendasi yang disampaikan oleh Badan Geologi melalui BPPTKG, bahwa zona bahaya di Kali Boyong, kemudian Kali Gendol, Kali Kuning itu 5 km.” – Jelas Makwan (Kepala BPBD Sleman).

Saat ini pihak BPBD terus aktif berada di sejumlah lokasi dilereng Merapi, selain melakukan pemantauan juga memberikan rasa aman kepada pengunjung wisata maupun warga setempat.

Widi RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *