Sumber: sahoms.in
Baru-baru ini warganet digegerkan dengan adanya tren makanan yang viral di berbagai platform sosial media. Pasalnya tren tersebut merupakan tren yang tak lazim. Diketahui dari instagram dan TikTok, tren ini berasal dari Negeri Tirai Bambu, China. Tren yang dimaksud adalah membuat dan memakan tahu goreng yang dibalurkan dalam bubuk cabai. Terdengar normal dan tak masalah bukan? Namun ternyata yang membuat hidangan ini menjadi hidangan yang menuai pro kontra bukanlah bahan dasarnya, melainkan cara penyajian makanannya.
Dilansir dari akun base twitter @confomfs, tahu digoreng dengan minyak yang berlimpah dan dimakan langsung saat masih panas. Langsung dari panci atau wajan penggorengan, tanpa melalui tahap ditiriskan dan ditunggu beberapa waktu terlebih dahulu. Sehingga tahu yang dimakan merupakan tahu goreng yang masih sangat panas. Tak hanya berhenti di situ saja, olahan yang dikenal dengan nama hahu hoheng hanas ini akan dimakan dengan bubuk cabai dalam jumlah banyak dengan cara digulingkan ke dalam bubuk cabai di wadah yang telah disediakan, tepat setelah diangkat dari penggorengan dan dengan kondisi yang pastinya masih sangat panas.
Tren ini menuai pro kontra di kalangan warganet. Banyak yang menilai bahwa tren semacam ini merupakan tren yang tidak layak diikuti karena berbahaya dan dapat membuat lidah serta mulut melepuh. Selain itu, tidak semua orang memiliki ketahanan sistem pencernaan sehingga dapat mengonsumsi makanan ekstrem seperti ini. Sedangkan sebagian lagi mengatakan bahwa sah-sah saja tren ini dilakukan asal dilakukan sedikit penyesuaian seperti menunggu beberapa saat sebelum tahu goreng tersebut dimakan sehingga suhunya tidak terlalu panas. Lagipula makan makanan pedas sudah biasa di Indonesia.
Meski pun menuai banyak komentar kontra terkait hal ini, nyatanya di berbagai media sosial masih banyak yang tetap mengikuti tren tersebut dikerenakan merasa penasaran dan tertarik dengan rasanya.
Bagaimana menurut kalian apakah tren tersebut layak dicoba atau justru sebaliknya?