Yogyakarta – Tempe merupakan salah satu makanan dan lauk yang kita kenal, ternyata menjadi salah satu makanan andalan bagi para atlet untuk mendapatkan pasokan proteinyang berguna bagi kekuatan otot.hal ini diungkapkan salah satu atlet panjat dinding dalam sebuah diskusi tempe and sustainbillity di Bale Merapi.
Aries Susanti Rahayu, salah satu atlet panjat dinding mengungkapkan banyak hal saat mengkonsumsi tempe menjelang pertandingan. Menurut Susanti, selama di asrama pelatnas seluruh atlet mendapat menu tempe. Tempe menjadi salah satu sumber protein yang menunjang performa atlet.
Aries Susanti Rahayu, Atlet Panjat Dinding mengatakan saat menjadi narasumber dalam forum tempe Indonesia “jadi selama saya menjadi atlet didalam asrama platnas, selama satu minggu itu pasti ada yang namanya tempe, ntah diolah menjadi mendoan, campuran sayur, ataupun tumis, pasti itu ada tiap minggunya, karena itu salah satu sumber protein untuk menunjang otot dan performa para atlet. Secara tidak langsung, itu merupakan menu yang diberikan pelatih kepada koki untuk dikonsumsi para atletnya. Kalau untuk konsumsi protein itu yang paling banyak yaitu telur, dada ayam, susu, sama tempe”.
Peraih dua medali emas Asian Games 2018 dan pemecah rekor dunia ini, hadir menjadi salah satu narasumber dalam sebuah diskusi yang mengangkat tentang tempe, hingga berbagai permasalahannya. Di Bale Merapi, dusun Wonorejo, Wedomartani, Ngemplak, Sleman.
Didalam diskusi ini juga terungkap sejumlah masalah mulai dari benih kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe yang belum sanggup dipenuhi oleh petani. Harga kedelai yang tidak stabil, hingga begitu terkenalnya tempe di luar negeri.
Prof. Made Astawan, Founder Forum Tempe Indonesia mengungkapkan, tempe sebenarnya telah dua kali didaftarkan ke UNESCO sebagai kekayaan budaya tak benda asli Indonesia. Dalam sebuah tempe sebenernya memenuhi berbagai kriteria yang telah ditetapkan oleh UNESCO, namun belum lolos.
Kedepannya diperlukan promosi lebih banyak sisi-sisi positif tempe, baik dari sisi berkelanjutan, ekonomi, maupun sisi budaya. Prof. Made berharap, slogan tempe from Indonesia to the world, tempe adalah hadiah Indonesia untuk dunia betul-betul bisa diwujudkan.
Widi
RBTV