Sumber: wordswithoutborders.org
Dalam kancah sastra Indonesia yang berkembang pesat, nama Sabda Armandito menarik perhatian generasi milenal. Lahir di Tangerang pada 18 Mei 1991, Armandio telah berhasil menulis serta menerjemahkan sejumlah cerita pendek yang memukau hati pembaca dari berbagai kalangan. Terobosannya dalam dunia sastra dimulai dengan novel debutnya, “Kamu: Cerita yang Tidak Perlu Dipercaya,” yang diterbitkan oleh Moka Media pada awal tahun 2015. Karya ini menandai permulaan perjalanan cemerlangnya di dunia literasi.
Armandio tidak hanya mengukir namanya dalam sejarah sastra Indonesia dengan novel debutnya. Ia juga berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi. Diantaranya, Novel Terbaik 2015 dari Rolling Stone Indonesia untuk karyanya yang pertama , “Kamu,” dan Penghargaan Pilihan Pembaca Goodreads pada 2017. Novel keduanya, “24 Jam Bersama Gaspar,” tidak kalah memukau dan berhasil meraih penghargaan Novel Terbaik dari Dewan Kesenian Jakarta. Pada tahun 2019, karya pendeknya, “Dekat dan Nyaring,” diakui oleh Majalah Tempo sebagai karya sastra prosa terbaik, sementara Armandio sendiri dinobatkan sebagai Tokoh Seni Pilihan Tempo.
Pengaruh Armandio tidak hanya terbatas pada tulisan-tulisannya yang tercetak. Dilansir dari wordswithoutborders.org pada tahun 2020, fiksi pendek Armandio diterbitkan dalam terjemahan bahasa Inggris, menjadi bagian dari antologi “The Book of Jakarta” (Comma Press). Keterlibatannya dalam dunia jurnalistik multimedia dan penerjemahan sastra juga membuktikan bahwa bakatnya tak hanya terbatas pada karya-karya fiksi.
Dalam perjalanan enam tahun sejak karya debutnya, Armandio tidak hanya menambah empat buku tunggal lainnya ke koleksi karyanya, tetapi juga terlibat dalam berbagai terbitan kolaborasi yang menambahkan warna pada jagat sastra Indonesia. Kini, novelnya “24 Jam Bersama Gaspar” sedang dalam proses adaptasi menjadi film oleh sutradara Yosep Anggi Noen.
Dalam era digital yang memberikan akses yang luas pada berbagai karya sastra, Armandio mengakui bahwa eksplorasinya dalam menemukan referensi buku dan penulis baru semakin mudah. Namun, Armandio juga menyadari pentingnya menerbitkan karya dalam bentuk cetak, meski mengakui tantangan tersendiri di era digital. Dengan bakat dan dedikasinya yang luar biasa, Sabda Armandio telah menjadi inspirasi bagi penulis muda di Indonesia, mendorong mereka untuk terus mengeksplorasi dunia literasi di tengah arus digital yang terus berkembang.