SOLO- Uniknya saat Gibran bertanya keluhan warga, para peserta aksi, kompak menjawab tidak tahu. Wali Kota Surakarta, juga sempat mengajak warga, masuk ke Loji Gandrung untuk berdiskusi, namun mereka enggan.
Gibran pun dibuat bertanya-tanya terkait alasan warga menggelar aksi di depan Loji Gandrung. Setelah ditemui Gibran, para peserta aksi kemudian membubarkan diri.
Sementara itu koordinator lapangan aksi tersebut, Joko Suranto mengaku, aksi ini adalah topo bisu. Dirinya tidak menjelaskan secara detail maksud dan tujuan aksi.
Joko suranto, Korlap Aksi menyebutkan “Istilahnya topo bisu, jadi aku tidak bisa memberi tahu pengarahan apa-apa. Terima kasih kepada pimpinan Kota Solo. Jadi kami tidak bisa apa-apa. Jadi, sesuai motto tadi, tetap kita tidak ada tendensi apa-apa, hanya kita orang jawa lah, topo bisu biar istilahnya pemimpin-pemimpin kita yang tahu yang jawab.”
“Ora mudeng, makane dumeh sinten, ibuknya juga ga mudeng og, tokono seng gowo. Ora, senang, aku malah tak parani iki lo, kita datengi, saya tanya keluhannya apa, katanya tidak tahu, saya ajak ke rumah, dia nya tidak mau.” Ujar Gibran Rakabuming Raka selaku Walikota Solo.
Usai meminta warga untuk kembali ke rumah masing-masing, Gibran pun meninggalkan lokasi. Diketahui para peserta aksi membawa spanduk bertuliskan muak dengan dinasti politik, ojo dumeh atau jangan mentang-mentang, dan lain sebagainya.
Rizki Budi Pratama, RBTV.