GUNUNGKIDUL-Seperti inilah aktivitas 7 kepala keluarga yang berada di Dusun Ngipik, Desa Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, setiap harinya sejak beberapa bulan terakhir.
Kemarau berkepanjangan membuat warga harus memanfaatkan sebuah sumur yang berada di kawasan hutan jati setempat.
Setiap harinya, warga harus berjalan sejauh 400 meter selama satu jam perjalanan untuk bisa mendapatkan air sumur.
Warga terpaksa mendapatkan air sumur dengan kategori tidak layak digunakan.
Warga tidak memiliki cara lain sebab bantuan air bersih tidak menyasar lokasi rumah mereka.
Sularmi, Warga, mengatakan, “Pakai jirigen 10 liter, berjalan dari rumah kira-kira 1 jam. Dilakukan bareng-bareng, 3-4 orang.”
Sedangkan Hariyanti, warga, menjelaskan, “Ada rasa tanahnya sedikit, didiamkan dulu selama beberapa jam supaya tidak berasa tanah. Lebih bagus didiamkan selama satu hari.”
Sumber air bersih yang ada di kawasan tersebut terletak di bawah perbukitan. Instalasi sumber air sudah ada di kawasan tersebut, namun surut dan mengering selama musim kemarau berkepanjangan.
“Untuk kondisi air itu putih seperti putih susu. Jadi, semisal warga menggunakan bisa jadi paginya diambil, terus didiamkan di bak dulu, nanti sorenya baru dikasih jirigen baru dibawa pulang. Lalu mungkin digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Airnya bau tanah. Sumur ini paling dekat dengan rumah, kurang lebih 400-500 meter, tapi dengan jalan yang sangat terjal. Sumur yang lain ada tapi jaraknya jauh lebih jauh.” Ujar Suranto Surip, Ketua RT.
Warga berharap kepada pemerintah atau pihak terkait untuk bisa diadakan instalasi air serta diberi bantuan air bersih yang menyasar di kawasan rumah mereka.
Agung Ristiono, RBTV.
