YOGYAKARTA-Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, menyampaikan bahwa kawasan cagar budaya Kotabaru yang mempunyai keunikan yakni kawasan indis. Kemudian akan diperkuat branding Kotabaru dengan konsep malam hari, premium, garden city, dan heritage. Adanya pameran ini sebagai salah satu cara untuk mempromosikan Kotabaru dengan memvisualisasikan, maupun menarasikan bagaimana Kotabaru yang punya sejarah dan latar belakang budaya dengan dinamikanya.

Pameran budaya visual Kotabaru indis abad XX mengusung tema meringkus budaya indis dan jawa dalam satu ruang. Pameran menampilkan bangunan cagar budaya berarsitektur indis-jawa, omah Kotabaru sebagai tempat pameran, foto pemilik awal rumah, benda-benda terkait perkembangan sosial budaya indis-jawa seperti kain batik dan baju kebaya, peralatan makan dan minum, lukisan dan buku. Pameran itu terbuka untuk umum dan gratis. Salah satunya justru venue (pameran), tempat ini adalah representasi dari Kotabaru sebagai kawasan indis yang punya sejarah dan latar belakang budaya dan masih eksis sampai hari ini.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, mengatakan, “Branding Kotabaru heritage dengan, satu malam hari, kemudian dua premium, yang ketiga garden city, yang keempat adalah heritage, sesuai dengan potensi yang ada di sini. Itu yang akan kita kuatkan, kita kembangkan. Nah media, pameran ini merupakan salah satu cara juga untuk mempromosikan Kotabaru itu sendiri dengan memvisualisasikan ataupun kita ingin menarasikan bagaimana Kotabaru mempunyai sejarah dan latar belakang budaya dengan dinamikanya.”

Rinamaulita, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *