Bantul – Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo meminta kepada pengelola wisata hotel dan restoran untuk mau melakukan pemilahan sampah sebelum diserahkan kepada vendor pengelola sampah. Hal ini untuk mengantisipasi penumpukan sampah dilokasi wisata yang dapat mengganggu kenyamanan wisatawan.
Prinsipnya, sampah dipilah sesuai dengan jenisnya kemudian baru diserahkan kepada vendor. Sampah yang bernilai ekonomi dapat dijual ke pengepul rongsok atau untuk pembuatan pupuk organik sementara sampah residu akan dikelola oleh dlh untuk dimusnahkan. Namun bagi sampah yang tidak dipilah, maka DLH tidak akan melakukan pemusnahan.
Kwintarto, Kepala Dinas Pariwisata menyatakan “Setiap penyelenggara parawisata baik itu dari masyarakat, swasta dan dari pemerintah semuanya harus mengikuti khaidah-khaidah yang ada secara maksimal. Terkait dengan PHRI, secara penutupan TPA Piyungan itu menjadi penghambat, kami berupaya melakukan diskusi dengan Dinas Lingkungan Hidup agar sampah wisata itu bisa teratasi. Adapun Dinas Parawisata memberi syarat kepada setiap pengelola desinasi wisata untuk sudah melakukan pilah pilih sampah.”
Jika hotel atau restoran memiliki dana CSR, maka bisa juga mengoptimalkan warga sekitar untuk melakukan kreasi daur ulang sampah menjadi aneka kerajinan maupun pupuk. Selain bisa memberikan manfaat ekonomi untuk warga sekitar, potensi konflik terhadap lingkungan juga bisa dihilangkan karena tidak ada lagi tumpukan sampah di sekitar lokasi hotel, resto, maupun lokasi wisata.
Delly, RBTV.