BANTUL – Herry Fahamsyah, Ketua FPMI DIY, mengungkapkan pihaknya serius melawan hate speech, black campaign, dan hoax yang menyebar jelang pemilu. Dirinya berupaya melakukan regenerasi agar anak muda menjadi subjek atau pelaku di partai-partai politiknya masing-masing dan mewarnai pengambil kebijakan di Indonesia.
Kegiatan ini juga mendorong kawula muda untuk tidak apatis dengan politik karena menurutnya politik bukan barang tabu.
Berdasar survei indikator politik Indonesia pada tahun 2021, mencatat bahwa tingkat kepercayaan anak muda terhadap lembaga partai politik sangat rendah, yakni di angka 32,67 persen. Sebanyak 52,7 persen anak muda mengatakan, partai politik atau politisi belum berhasil mewakili aspirasi masyarakat. Pemilu 2024 dapat dimanfaatkan untuk membangun rasa optimisme akan terjadinya perbaikan dalam tata kelola suatu daerah dan negara, bukan justru apatis.
Herry Fahamsyah, Ketua FPMI DIY, menjelaskan, “FPMI DIY kemudian menjadi agen-agen menjaga demokrasi Indonesia. Salah satunya adalah bagaimana kemudian kita melawan hate speech atau ujaran kebencian, kemudian yang kedua adalah soal black campaign, kemudian money politic, kemudian ada lagi disinformasi atau hoax, seperti itu.”
Masduki Rahmad, Narasumber, mengatakan, “Sebenarnya ini langkah momen yang baik dari pemuda untuk kemudian mengambil peran karena kan DPT saat ini terbukti bahwa di bawah 60 persen, 50 persen lebih itu adalah kaum milenial yang mana selama ini orang memandang image politik itu banyak negatifnya. Padahal segala bentuk kegiatan kita itu tidak lepas dari kegiatan politik.”
Data daftar pemilu tetap DPT komisi pemilihan umum menunjukkan generasi milenial memiliki porsi terbesar, yakni 33,60 persen dari total keseluruhan pemilih. Sementara generasi Z, sebesar 22,85 persen dari total keseluruhan pemilih.
Delly Nur Wijaya, RBTV.