BANTUL – Workshop Kendang milik Joko Purnomo, yang ada sejak Indonesia belum merdeka. Keahlian membuat kendang didapatkan Joko secara turun temurun, diajarkan didalam keluarganya. Joko Purnomo merupakan generasi ke 3, dalam usaha pembuatan kendang ini.

Untuk membuat kendang tidak semua komponen dikerjakan sendiri di rumahnya. Namun Joko mendatangkan sejumlah komponen lain seperti badan kendang atau klowong, dari wilayah Wonogiri, Sukoharjo dan lainnya. Bahan Klowon bisa dari bermacam jenis kayu, seperti kayu tahun, kayu mangga, kayu munggur dan kayu lainnya. Namun bahan terbaik dari kayu nangka.

Setelah menerima klowong Joko melanjutkan proses pembuatan gamelan sampai sempurna. Mulai dari pemasangan kulit, mengatur suara, hingga pewarnaan atau pengecatan. Rata-rata kendang diberi warna merah atau hijau.

Harga jual kendang produksinya bermacam-macam tergantung ukuran dan jenis bahannya. Untuk ukuran besar jenis bem, mencapai harga Rp 4 juta hingga Rp 5 juta. Sedangkan ukuran kecil jenis ketipung dan cliblon antara Rp 1,5 juta hingga Rp 1,75 juta. Dalam satu hari Joko mampu menyelesaikan pembuatan kendang yang sudah siap pakai, antara 6 sampai 7 unit per hari. Joko mengaku ada kepuasan tersendiri menekuni pembuatan kendang ini.

Joko Purnomo, “Harga kendang tergantung jenis kayu yang dipakai, kalo kayu nangka yang besar sekitar 4-5 juta rupiah, yang ukuran sedang kalo kayu nangka berkisar 1,5 sampai 1,7 juta.”

Delly, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *