Prihatin dengan anak-anak Indonesia yang mulai meninggalkan permainan tradisional, sekaligus untuk memperingati Hari Olahraga Nasional (HAORNAS) yang diadakan setiap tanggal 9 September, ratusan anak dari berbagai sekolah mengikuti Grebeg Mainan.

Gunungan yang setinggi tiga setengah meter berisi mainan dan apem ini ludes diperebutkan. Selain agar anak-anak tidak meninggalkan mainan tradisional, acara ini sekaligus untuk menjalankan tradisi Saparan yang selalu digelar setiap bulan Sapar atau bulan kedua dalam kalender Jawa. Salah satu anak mengaku lebih memilih mainan tradisional daripada bermain gawai.

R Wijaya Kusuma, Siswa SD Kelas 5, mengatakan, “Saya ingin memiliki mainan tradisional ini, karena kita berusaha untuk tidak memainkan handphone dan memainkan mainan tradisional agar melestarikan budaya kita. Semoga budaya kita tetap lestari dan semakin banyak anak-anak yang tidak memilih memainkan handphone.”

Sebelum diperebutkan, gunungan yang berisi mainan anak tradisional dan kue apem, bersama anak-anak dan orang tua diarak keliling jalan di kawasan Stadion Maguwoharjo, Sleman sejauh lima ratus meter. Gunungan yang berisi mainan anak tradisional tersebut agar anak-anak sejak dini dikenalkan bahkan diarahkan mainan tradisional agar mengurangi atau menghindari bermain gadget game. Sementara makna dari gunungan kue apem itu sendiri adalah sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang diberikan oleh Tuhan.

Hidayat, Ketua Penyelenggara, menjelaskan, “Dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional, ditambah dengan peristiwa momen Saparan, tradisi Saparan, yang kita wujudkan dengan adanya Gunungan Saparan Dolanan. Jadi gunungan Saparan itu adalah perwujudan rasa syukur dari keluarga besar gugus 8, atas segala karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat kesehatan yang diberikan kepada keluarga besar gugus 8.”

Sementara itu, acara yang bertajuk menyongsong masa depan yang cerah tersebut diikuti oleh tiga ribu anak sekolah dasar beserta wali dan pendidik. Dalam kegiatan ini juga dilengkapi dengan tarian tradisional adat daerah lainnya, serta terdapat Festival Mainan Gangsingan tradisional untuk anak-anak sebagai pengenalan mainan tradisional.

Widi, RBTV.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *