Muncul setidaknya tiga nama calon presiden yang diusung oleh partai politik, perlu disikapi dengan cermat dan dibedah masing-masing rekam jejaknya. Dengan demikian, pilihan yang dijatuhkan akan menjadi lebih tepat.

Namun selain rekam jejak, hal lain yang harus menjadi pertimbangan utama adalah jiwa nasionalisme dan jiwa keagamaan masing-masing calon presiden. Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Haedar Nashir menjelaskan, siapa yang memiliki rekam jejak jiwa nasionalisme dan sekaligus jiwa keagamaan yang kuat lah yang harus mendapat perhatian.

Jiwa nasionalisme dan jiwa keagamaan itu, harus terlihat rekam jejaknya, sehingga yang terlihat bukan hanya yang dia bicarakan tetapi yang dilakukan.

Buya Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah menyebutkan “ Maka sebenarnya mudah gitu ya, mana yang jiwa keagamaannya kuat dan jiwa kenasionalismenya sama kuatnya. Jiwa keagamaan dan nasionalismenya itu dibuktikan dengan rekam jejak, kan perbuatan itu adalah parameter kita mengukur nilai seseorang. Dalam peribahasa disebut bahwa lisanul hal afshohu min lisanil maqol. Perbuatan itu lebih afshah lebih baik ketimbang perkataan. Banyak orang bicara tentang Islam, sehari-hari bahkan mungkin mengutip ayat bahkan merepresentasikan dirinya sebagai wakil Islam, tapi lihat perbuatannya, rekam jejaknya, apakah sejalan? Hal-hal pokok saja tidak perlu ke hal-hal detail. Kalo hal-hal detail kan terlalu susah ya. Kadang pas orang itu sedang minum dengan tangan kiri karena nanggung gitu ya, pas di foto tahu-tahu seperti itu, lalu kita tidak memilihnya karena saat itu posisinya tidak memungkinkan. Jadi jangan pada hal hal aktivisial pada perilaku. Begitu juga dengan sehari-hari bicara tentang kebangsaan, Pancasila, nasionalisme, NKRI. Tapi lihat rekam jejaknya. Bicara tentang rakyat apakah benar dia memajukan rakyat, memberdayakan rakyat, membebaskan rakyat, atau melindungi rakyat.

Di hadapan peserta kuliah umum di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, hari Kamis itu, Haedar Nashir juga berpesan, calon yang dipilih bukan yang hanya obral janji tetapi yang bisa mengurus negara.

Karena tantangan ke depan akan semakin kompleks, sehingga kemampuan mengurus negara, harus menjadi perhatian.

Widi, RBTV.

By Sumiati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *