SOLO – Warga tampak berbondong-bondong memasuki kawasan Balai Kota Surakarta. Kawasan tersebut begitu menarik perhatian dengan hiasan payung warna-warni, tepat berada di bagian depan.
Payung-payung tersebut seolah menarik warga untuk semakin masuk ke dalam kawasan Balai Kota Surakarta. Ya, di sana sudah ada sekitar 200 artisan payung.
Festival ini tak hanya menampilkan kesenian payung dari berbagai daerah di nusantara saja. Namun, juga kesenian payung asal luar negeri, seperti dari Thailand.
Selain itu, ada pula kesenian payung kontemporer yang dibuat oleh para seniman. Warga pun sangat antusias, baik sekedar cuci mata maupun menjadikan payung-payung tersebut sebagai latar swafoto mereka.
Ratna Ningsih, pengunjung asal Sukoharjo, berpendapat, “Ya, acaranya menarik minat dan dapat menampilkan karya anak bangsa. Dan ini lukisan warga-warga yang kreatif, biar kreativitasnya terlihat. Menarik pokoknya acaranya, apalagi buat anak-anak kecil, ini sangat menarik sekali.”
Venue Festival Payung Indonesia kali ini adalah kawasan bersejarah, Balai Kota Surakarta hingga Pasar Gede Harjonagoro. Festival kali ini mengambil tema sepayung bumi, alam adalah kita.
Selain payung-payung bernilai seni, juga terdapat 65 grup seni, 8 grup fashion show, serta 33 kelompok UMKM, dan komunitas kreatif yang turut meramaikan Festival Payung Indonesia ke-10 ini.
Heru Mataya, Direktur Festival Payung Indonesia, mengatakan, “Ini memang salah satu festival yang memang punya hubungan sisto-festival dengan Chiang Mai, Thailand. Mengapa kita hadirkan di sini mereka, karena ini bagian dalam satu kerja sama antara Indonesia dan Thailand. Dan ini memang tema kita sepayung bumi, karena karya-karya yang dilahirkan di sini adalah karya yang memang berangkat dari kearifan alam dan kita menjaga alam menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Dan mudah-mudahan selain festival ini juga, kita ingin ekonomi kreatif pariwisata bisa tumbuh karena festival ini.”
Festival ini juga mengajak masyarakat untuk semakin peduli dengan isu alam dan lingkungan. Selain itu, Festival Payung Indonesia juga membuka ruang bagi seniman, menjadi ruang sosial dan hiburan, sekaligus meningkatkan perekonomian.
Rizki Budi Pratama, RBTV.