
Lurah Mantrijeron, Bambang Purambono menyampaikan bahwa kegiatan panen biopori jumbo ini merupakan panen pertama untuk warga RW 20 Kampung Danunegaran. Sejak awal tahun kemarin, 2 biopori ini mulai dioperasionalkan dan memiliki kapasitas 1 ton untuk pembuangan sampah organik. Biopori yang ada di wilayah RW 20 ini, dikelola oleh bank sampah, dan masyarakat diberikan jadwal untuk pembuangan nya. Namun sejak darurat sampah di Kota Yogyakarta, jumlah volume sampah organik mengalami peningkatan. Untuk hasil panen biopori ini bisa dimanfaatkan warga sebagai pupuk organik.
Lurah Mantrijeron, Bambang Purambono Menyatakan “Sudah penuh dan pada hari ini kita siap panen. Di RW 20 ini ada bank sampah yang mengelola anorganik, kemudian juga ada kelompok masyarakat berbasis nya dasawisma lingkungan sekitar di RW 20 ini memanfaatkan biopori untuk membuang sampah organik. Jadi untuk yang organik dan anorganik sudah ter-manfaatkan pengelolaannya. Kemudian yang residu kita nanti tetap sesuai anjuran pemerintah untuk bisa di realisasi kan atau disalurkan melalui depo-depo yang sudah ditetapkan sesuai jadwal.”
Sementara Mantri Pamong Praja Kemantren Mantrijeron Affrio Sunarno menyampaikan bahwa panen biopori jumbo ini yang pertama, dan mulai difungsikan 1 januari 2023. Sementara untuk pembangunannya dengan perubahan anggaran 2022. Bahkan sebagai kelengkapan dalam pembangunannya, dilakukan pengujian terhadap dampaknya bagi lingkungan.
Mantri Pamong Praja Kemantren Mantrijeron, Affrio Sunarno Menyatakan “Ini merupakan panen biopori jumbo atau bimbo yang pertama. Biopori jumbo ini mulai difungsikan 1 Januari 2023, kita bangun dengan perubahan anggaran 2022. Nah sebagai kelengkapan untuk menguji dampaknya terhadap lingkungan, pada awal pemakaian dulu kita sudah melakukan uji kualitas air sumur.”
Rinamaulita, RBTV.