YOGYAKARTA
Sebanyak seratus bibit pohon sirsak dan tanaman lain ditanam di lahan seluas seribu limaratus meter persegi oleh jajaran polresta Yogyakarta, TNI serta warga masyarakat di lahan terbuka di kampung Pugeran, Mantrijeron, Yogyakarta.
Aksi ini digelar menyusul maraknya pembakaran sampah oleh warga akibat masih ditutupnya tempat pengolahan sampah terpadu (tpst) di Piyungan Bantul, yang dapat berdampak polusi udara yang dikhawatirkan melewati ambang batas kesehatan.
Selain menanam, sebanyak empat ratus bibit pohon lainnya juga dibagikan kepada masyarakat setempat guna ditanam di pekarangan rumah masing-masing. Program penghijauan ini diharapkan bisa menekan tingginya polusi udara, mengurangi pemanasan global serta menambah produksi oksigen di musim kemarau dan status darurat sampah.
AKBP Rudi Setiawan, wakapolresta Yogyakarta menyatakan ‘’Ini kita dari polda kota Yoyakarta bersama dari kodim kota Yogyakarta dan seluruh masyarakat melaksanakan tanaman pohon sejumblah dua ribu, dalam rangka untuk pelesarian lingkungan juga untuk mengurangi polusi yang akhir-akhir ini menjadi sorotan di media massa sehingga di harapkan kedepannya bisa menambah hujau lingkungan kita juga mengurangin poluis itu sendiri.’’
Rohadi, Kadir dan Amir, warga, kelompok petani pugeran menyatakan ‘’Kesehatan penanaman sirsak sama tanaman hijauan, di sini kurang lebih sekitar seratus pohon, ini lahan Lombok Tani Mudimulyo. Bahwa penghujauan adalah salah satu cara untuk mengatasi polusi udara agar lingkungna kita tetap hijau, arsi dan bisa di manfaatkan terutama tanamannya.’’
Kegiatan penghijauan itu sendiri merupakan wujud nyata kolaborasi antara aparat kepolisian, TNI dengan warga masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran bersama dalam menjaga alam dan mewujudkan lingkungan lebih sehat, bersih dan lestari. Pihak pemerintah kota Yogyakarta sendiri mengaku ikut prihatin atas maraknya pembakaran sampah yang bisa menurunkan kualitas udara bersih.
Singgih Rahardjo, penjabat walikota Yogyakarta menyatakan ‘’ Dengan program aksi pembakaan sampah, ini juga kami menyarankan, kami selalu mengedukasi kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah, ini bisa berkontribusi dengan warga yang ada di kota Yogyakarta, walaupun minggu lalu kami sampaikan bahwa kualitas udara yang di kota Yogyakarta ini kategorinya sedang, jadi kemarin sudah menyampaikan hasil dari evaluasi dari alat yang di punyai oleh DKK seperti itu kita sampaikan dan kategorinya adalah sedang dan kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah, karena akan berkontribusi kepada pencemaran udara.’’
Paska ditutup sejak 23 Juli 2023 lalu, TPST Piyungan Bantul sendiri rencananya akan kembali dibuka 5 September mendatang. Namun, jumlah sampah yang masuk tetap akan dibatasi guna mengurangi beban volume sampah di tpa regional tersebut.
Agung Ristiono, RBTV.