Dua puluh tahun perjalanan Mahkamah Konstitusi menarik untuk di kupas lebih dalam, mulai dari pihak yang mengajukan, materi yang diuji-kan hingga Hakim Mahkamah Konstitusi itu sendiri. Inilah yang terungkap dalam diskusi di Fakultas Hukum UGM belum lama ini.

Yance Arizona, Ketua Tim Analisa terkait Mahkamah Konstitusi ini, mencoba memaparkan hasil analisa yang dilakukan oleh tim selama beberapa bulan terakhir. Tim Analisa memanfaatkan berbagai informasi yang ada di website Mahkamah Konstitusi. Terdapat 1452 putusan yang dianalisa yang dimasukkan ke dalam 35 kategorisasi.

Diantara yang menarik adalah, putusan MK yang paling banyak diajukan ke MK terkait dengan Pemilu dan Pilkada. Kemudian yang kedua adalah terkait dengan hukum pidana. Dari dua putusan terbanyak ini, dapat diambil kesimpulan bahwa MK masih digunakan masyarakat untuk mewujudkan demokratisasi dan melindungi hak mereka dari ketentuan represif yang ada dalam hukum pidana.

Yance Arizona, Ketua Tim Analisa Terkait Mahkamah Konstitusi Menyatakan “Undang-Undang yang ada di Indonesia itu terdalam 22 kategori dan kita menemukan bahwa putusan MK yang 1452 itu yang kita analisis yang paling banyak di ajukan MK adalah terkait dengan Pemilu dan Pilkada. Jadi ini yang paling banyak diajukan ke Mahkamah Konstitusi. Yang ke dua adalah terkait dengan Hukum Pidana termasuk tentang KUHP, tentang KUHAP paling tidak dari dua itu kita bisa menyimpulkan bahwa ternyata MK masih digunakan oleh masyarakat sebagai sarana untuk mewujudkan demokratisasi itu yang pertama, kemudian juga yang kedua untuk melindungi HAM mereka dari ketentuan-ketentuan represif yang ada di dalam hukum pidana.”

Selain analisa dari jenis putusan Mahkamah Konstitusi, juga terdapat analisa terkait Hakim MK yang saat itu menjabat hingga saksi ahli yang diminta pendapat saat sidang. Periode kepemimpinan presiden juga menjadi salah satu materi yang dianalisa, yakni putusan MK masa Presiden SBY dan Presiden Jokowi.

Dalam diskusi juga hadir sejumlah ahli hukum yang memberikan berbagai pendapat terkait dengan hasil analisa ini.

Widi, RBTV.

By Erin RS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *