Dihadapan ratusan pendukung Ganjar Pranowo di Pendopo Ambarrukmo Yogyakarta, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menuturkan sejarah kelahiran Komisi Pemberantasan korupsi, atau KPK.
Namun, Mega menjelaskan, sebelumnya pernah ragu menandatangani berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi. Alasannya, penanganan pemberantasan korupsi itu dilakukan oleh sebuah komisi yang bersifat Ad-hoc. Megawati saat itu meminta agar dibentuk lembaga yang lebih permanen bukan Ad-hoc yang bisa sewaktu-waktu dibubarkan. Namun, karena adanya masukan, kalau tidak mau menandatangani, akan dicap sebagai presiden yang tidak anti korupsi, akhirnya Mega menandatanganinya dan lahirlah Komisi Pemberantasan Korupsi.
Megawati, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan yang juga mantan Presiden RI menyatakan, “Itulah tadi Sekjen bilang harus dibenahi, bagaimana jangan terjadi korupsi yang sekarang kelihatannya itu agensi moral kan, coba bayangkan, hadir KPK pun saya yang bikin, ini sama beliau saya grecekan tadinya saya gak mau teken, saya bilang kenapa itu komisi, komisi itu sifatnya RO mas, kenapa gak ada yang lain lagi ya yang bisa lebih mantap.”
Adanya pemberitaan yang menyebutkan Megawati sekarang mendesak agar KPK dibubarkan, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah hal itu. Menurut Hasto pernyataan yang kemudian memunculkan tuduhan Megawati meminta pembubaran KPK itu berita pelintiran yang tidak ada kebenarannya. Hasto sendiri mengaku sudah mengkonfirmasi kepada Megawati.
Hasto Kritiyano, Sekjen PDI Perjuangan menyatakan “Itu dipelintir, jadi pernyataan yang sebenarnya dari Ibu Megawati Soekarnoputri beliaulah yang mendirikan KPK upaya pemberantasan korupsi itu terus menerus dilakukan dengan segala upaya, tapi itu masih menjadi persoalan pokok dari bangsa kita sehingga Ibu Mega menegaskan, kalau gitu jangan dong hanya sekedar komisi, yang setiap saat, kalau komisi ini sifatnya bukan permanen, maka harus ada suatu upaya yang lebih sungguh-sungguh dan ini juga menjadi komintemen dari seluruh pemimpim nasional hingga ke seluruh anak bangsa.”
Widi , RBTV.