BANTUL – Menjadikan agama atau politik identitas, sebagai senjata politik tentu saja merupakan hal yang berbahaya. Semua kalangan berharap Pemilu 2024 di Indonesia nantinya dapat berlangsung secara demokratis dan rasional, jauh dari politik identitas.
Ketua Ipnu Bantul Danil Ifani, mengajak serta generasi muda untuk menghindari politik identitas pada pemilu 2024. Menurutnya masyarakat di indonesia lebih membutuhkan politik berkualitas dibandingkan hanya kepentingan politik identitas.
Pihaknya menilai bahwa kepentingan politik identitas cukup mengkhawatirkan serta menimbulkan keretakan terhadap akar persatuan dan keutuhan bangsa. Untuk itu, pihaknya juga mengajak kepada segenap elemen bangsa untuk menyuarakan tolak politik identitas sebagai alat untuk meraih suara elektoral pada pemilu 2024 mendatang.
Danil Ifani Mawardi, Ketua Ipnu Kab.Bantul menyatakan “Yang jelas kami sebagai penyelengara harapannya, kedepan ketika kita menghadapi pemilu 2024 tidak ada lagi yang namanya politik identitas apalagi dikalangan pemuda. Maka dari itu, pada agenda ini kami mengandeng organisasi kepemudaan di kabupaten Bantul untuk sama sama untuk mengkawal pemilu 2024.”
Pada kesempatan yang sama Komisioner Bawaslu DIY yang juga sebagai narasumber dalam kegiatan ini mengatakan memasuki tahun politik, banyak aktor politik yang berpikiran sempit demi memuluskan kepentingannya. Hal ini tentu saja harus diwaspadai bersama karena sangat berbahaya bagi kesatuan bangsa.
Bangsa Indonesia dibangun di atas perjuangan berat para pendiri untuk menyatukan berbagai perbedaan yang ada seperti agama suku ras, golongan, bahasa dan lain sebagainya. Persatuan yang telah terbina kuat hingga saat ini sudah seharusnya terus dirawat dan dijaga karena indonesia terbukti menjadi rumah bersama.
Sutrisnowati, Komisioner Bawaslu DIY menyatakan “jadi saat ini memang peran generasi milenial mempunyai peran yang sangat penting sebagai garda terdepan dalam penyelenggaraan pemilihan pilkada ini, maka banyak hal yang harus diupayakan generasi milenial. Pertama, memberikan pemahaman pada genarasi milenial ini bahwa pemilu itu adalah milik kita, pemilu adalah sesuatu yang menyenangkan. Kan kalok generasi milenial kan harus sesuatu yang harus update hari ini sesuai konteks saat ini.”
Dian Koespratiwi, Dosen FH UII menyatakan “Acara ini perlu di apresiasi secara Kebhinekaan apalagi untuk mencegah politik indentitas agar tidak disalah gunakan. Karna gerasi muda menjadi sebuah pilar dari pembangunan negara ini, mulai konteks Indonesia yang nantinya akan menjadi generasi penerus dalam memimpim bangsa ini dalam membuat kebijakan kebijakan untuk masyarakat. Bahkan secara sederhana nanti generasi muda ini akan menjadi pemilih dalam konteks pemilu 2024.”
Delly RBTV