YOGYAKARTA

Perkumpulan konsultan hukum, pertanahan, konstruksi dan properti (p-k-h-p-k-p) Yogyakarta, mengenalkan alat pembakaran sampah atau insinerator yang diklaim ramah lingkungan dan minim asap. Alat ini berbentuk kotak persegi panjang, dengan cerobong asap di bagian belakang yang menjulur ke atas. Kotak berukuran 2 x 1 meter itu dibagi menjadi dua tingkat, yang masing-masing berfungsi sebagai perapian dan tempat sampah yang hendak dibakar.

Sang perancang, Dadang Suryana menerangkan, alat insinerator tersebut berkapasitas 1,5 hingga 2 ton sampah per harinya, dengan suhu diatas seribu derajat celcius. Melalui alat rancangannya, sampah residu milik warga dapat dibakar dan hanya menyisakan abu, sehingga dapat mengurangi pembuangan sampah residu di tempat pengelolaan sampah terpadu (tpst) Piyungan yang sampai saat ini mengalami over kapasitas.

Dadang Suryana (perancang alat insinerator sampah residu) pakai helm putih menyatakan ” Mesin insinerator ini di buat untuk mengatasi khusus residu ya, tapi kondisi residunya bukan berarti semua residunya di masukan  dengan kondisin apa adanya. Mesin ini ada flow prosesnya ada SOP nya, di mana salah satu yang terpenting adalah sampah harus resapan airnya kira-kira 30 sampai 40%, karena apa efeknya ya sekarang ini, ini karena sampahnya semua basah.”

Namun demikian, perlu uji laboratorium guna memastikan apakah alat tersebut benar-benar ramah lingkungan dan bisa membantu mengurangi permasalahan sampah residu ataukah tidak.

Ahmad Haryoko, kabid pengelolaan sampah dlh kota Yogyakarta menyatakan ” Kami dari pemerintah kota Yogyakarta, mengucapkan banyak terima kasih atas pelesetan masyarakat terkait dengan darurat sampah di kota Yogyakarta ini, apapaun  invasi dan kreativitas dari masyarakat kota Yogyakarta kami dan pemerintah Yogyakarta mengapresiasi, namun semuanya harus mengikuti kaidah ilmuan, jadi berbagai inovasi terus mengikuti regulasi yang ada kemudian harus memperhatikan kondisi lingkungan di masyarakat sekitar. Jadi kalau memang nantinya dari inovasi di perkenankan atau tidak di maui oleh masyarakat jadi ya mohon maaf, mungkin harus berganti dengan inovasi yang lain.”

Agung Ristiono, RBTV.

By mrs EVI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *