Suhu politik menjelang Pemilu 2024 yang tinggal beberapa bulan lagi kini mulai menghangat. Bahkan tak sedikit dari para Calon Legislatif, Kepala Daerah, hingga Capres memanfaatkan berbagai cara untuk berkampanye, tak terkecuali dengan jasa pembuatan kaos sebagai sarana politik, untuk menarik simpati massa.
Meski tahun politik menjadi berkah tersendiri bagi para pengusaha konveksi dan usaha sablon di Yogyakarta. Namun, ratusan pengusaha yang tergabung dalam Komunitas Sablon Jogja atau KSJ, berjanji menolak segala order pembuatan kaos bertema pemilu yang mengandung unsur Sara, Hoax, hingga Kampanye Hitam.
Bersama Subdit 3 Ditintelkam Polda DIY, mereka bersinergi menciptakan kondisi yang damai dan aman jelang Pemilu 2024. Dengan diberikan sosialisasi terkait pemilu, diharapkan para pengusaha konveksi dan usaha sablon ini juga turut serta menjaga situasi politik yang santun.
AKBP Whyu Dwi Nugroho, Kasubdit III Ditintelkam Polda DIY Menyatakan “Buat teman-teman yang berkomunitas, memang kita jaminkan bahwa pelaku usaha tidak bertendensi politik, jangan sampai nanti salah dalam melangkah maupun membuat suatu produksi yang berdasarkan pesanan, ternyata arah nya bentuk-bentuk provokasi, itu akan merugikan pengusaha. Di sini kita juga, makanya menghadirkan teman-teman dari Penegakan Hukum, Ditkrimsus, kemudian nanti supaya memberikan wawasan, pencerahan batas mana sih, mereka diperbolehkan menghasilkan suatu desain kreasi, maupun suatu hasil yang bisa diterima masyarakat namun tidak dalam bentuk provokasi.”
Aditya Setiawan Putra, Ketua Komunitas Sablon Jogja Menyatakan “Untuk peningkatan, untuk sektor-sektor tertentu yang memang biasa menggarapi kerjaan-kerjaan kayak gitu, atau pasarnya yang ranah-ranah seperti itu. Itu mereka pasti ada peningkatan, tapi memang tidak semua vendor sablon itu mengerjakan baju yang terkait dengan baju-baju Parpol. Karena memang ada vendor-vendor khusus ngerjain brand-brand, ada juga vendor-vendor yang khusus untuk ngerjain instansi dan lain sebagainya. Jadi memang nggak semua ngerjain itu, tapi rame ne ki keroso, gitu loh mas.”
Agung Ristiono, RBTV.