
YOGYAKARTA – Sekitar 3 bulan terakhir, kekeringan melanda beberapa wilayah di Kabupaten Gunungkidul. Di Dusun Dondong, Desa Jetis, Kecamatan Saptosari Gunungkidul misalnya, musim kemarau menyebabkan Telaga Dondong yang ada di kawasan tersebut menjadi kering tak ada air.
Bahkan, telaga yang biasanya banyak air ini kini tanahnya sampai retak retak karena tidak ada air. Padahal, telaga dondong ini merupakan salah satu sumber air warga yang digunakan sehari hari warga untuk mencuci, mandiSS dan memberi minum ternak.
Seperti diketahui, telaga dondong ini digunakan oleh 2 padukuhan yang ada yakni Padukuhan Dondong dan Padukuhan Mojosari. Total masih ada sekitar 400 an kepala keluarga yang masih menggunakan telaga dondong ini untuk keperluan sehari-hari.
Meski sudah ada instalasi pipa pdam ditempat mereka, namun pada realisasinya pengaliran pipa pdam dirasa tidak maksimal karena wilayah geografis tempat mereka yang masih di dominasi daerah perbukitan sehingga air hanya bisa mengalir ditempat yang datar.
Keringnya telaga dondong yang ada membuat mereka harus membeli air bersih dari truk tangki yang ada, untuk air bersih kapasitas 5 ribu liter biasanya dihargai berkisar antara seratus tiga puluh ribu rupiah hingga seratus lima puluh ribu rupiah tergantung lokasi rumah warga.
Kayun Karyono, Warga menyatakan “Ini mulai pengeringan bulan mei karna tidak adanya hujan, karna disini tidak adanya tuk sebetulnya ada tuk tapi pengakatannya sangat sulit sekali. Soalnya ini pengeringan ini sejak musim kemarau, kemarau panjang ni lebih sulit lagi warga masyarakat untuk mengeluarkan atau mendapatkan air besih. Dampak dari kekeringan telaga ini warga masyarakat kami membeli tangki.”
Dengan mahalnya harga tersebut warga harus memutar otak lebih keras untuk bisa mendapatkan uang, sebab dengan nominal tersebut hanya bisa di gunakan selama 25 hari hingga 1 bulan pemakaian air bersih.
Agung Ristiono, RBTV