GUNUNGKIDUL
Musim kemarau yang sudah berlangsung sekitar 3 bulan terkhir, membuat sejumlah wilayah di Gunungkidul mengalami kekeringan. Dari data BPBD Gunungkidul menyebutkan, total terdapat 20 ribu kepala keluarga yang ada mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
Kondisi geografis wilayah Gunungkidul yang didominasi perbukitan ini membuat air sulit mengalir secara lancar sehingga meski sudah banyak wilayah yang ter cover pipanisasi namun belum berjalan secara optimal.
Ada beberapa wilayah yang mengalami kekeringan dengan tingkat krisis air bersih. Salah satunya terjadi di desa jetis, kecamatan Saptosari. Dampak dari kekeringan yang ada membuat warga harus membeli air tangki seharga 150 ribu rupiah untuk satu tangki kapasitas 5 ribu liter.
Biasanya dalam satu kali pembelian dapat digunakan selama 3 minggu sampai 1 bulan pemakaian tergantung jumlah keluarga yang ada dalam satu rumah.
Pembelian air tangki ini digunakan untuk keperluan sehari-hari meliputi mandi, mencuci, masak hingga minum sehingga kebutuhan air sangat diperlukan warga.
Ardi Wiyanto, warga Menyatakan “Aslinya itu dari pam nagalirnya itu tidak pasti, sulit mengalir, tidak merata memenuhi kebutuhi airnya ya beli, satu tangka kadang-kadang 150, 120 tergantung jarak jauhnya.’’
Purwono, kepala BPBD Menyatakan “ Tmpak sekita 20 ribuh jiwa terkait dengan musim kemarau artinya bisa bertambah dengan warga yang terdampak.’’
BPBD Gunungkidul meminta kepada warga untuk memaksimalkan ketersediaan air yang ada atau menghemat penggunaan air. Mengingat diperkirakan, dampak kemarau panjang ini akan terus terjadi hingga beberapa bulan kedepan.
Agung Ristiono, RBTV.