Yogyakarta — Sebuah pameran seni rupa bertajuk “Pertemuan” digelar di Kota Yogyakarta sebagai bentuk refleksi atas berbagai persoalan yang tengah melanda bangsa. Lebih dari 300 karya ditampilkan dalam pameran ini, mulai dari lukisan, keramik, hingga instalasi seni. Seluruh karya merupakan hasil cipta lima seniman yang tergabung dalam Kelompok Lima, alumni Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta angkatan 1998.
Kelima seniman tersebut adalah Moko Jepe, Deni Setiawan, Dona Prawita Arisuta, Oetje Lamno, dan N. Rinaldy. Pameran “Pertemuan” tidak hanya menjadi ajang reuni bagi para alumni, tetapi juga ruang dialektika batin dan ekspresi nurani para seniman atas kondisi bangsa Indonesia saat ini.
“Pameran ini adalah ruang bersama untuk menyuarakan kegelisahan dan harapan kami terhadap masa depan Indonesia,” ungkap Deni Setiawan, Ketua Pameran Kelompok Lima.
Salah satu karya yang mencuri perhatian pengunjung menampilkan visual tikus dalam berbagai bentuk. Karya tersebut menggambarkan maraknya kasus korupsi di Indonesia yang diibaratkan sebagai populasi tikus yang terus merajalela dan sulit dikendalikan.
Seniman perempuan Dona Prawita menyuguhkan karya keramik yang merefleksikan perjalanan spiritual manusia sebagai bentuk perenungan terhadap situasi zaman. Sementara itu, seniman Moko Jepe menampilkan karya bertema “alam kekosongan” yang menggambarkan kondisi spiritual sebelum kehadiran manusia di bumi.
“Melalui keramik, saya ingin mengajak pengunjung untuk merenung tentang esensi kehidupan dan perjalanan batin manusia,” ujar Dona Prawita.
“Saya ingin menyampaikan bahwa sebelum ada manusia, bumi adalah ruang spiritual yang hening dan murni,” tambah Moko Jepe.
Pameran seni rupa “Pertemuan” diharapkan dapat menggugah kembali semangat berkarya di kalangan seniman Indonesia, serta menghadirkan ruang refleksi kritis dan spiritual bagi para pengunjung. Pameran ini berlangsung mulai 18 hingga 23 Juni 2025 di Jogja Gallery, Yogyakarta, dan terbuka untuk umum.
AGUNG, RBTV