Pagelaran wayang kulit semalam suntuk digelar oleh DPRD DIY mengisi kegiatan peringatan Bulan Bung Karno di bulan Juni 2025.  Wayang kulit Semar Mbangun Khayangan dengan dalang Ki Geter Pramuji Widodo acara kesenian tradisional ini dilaksanakan pada sabtu, 21 Juni 2025, pukul 20.00 wib, terbuka untuk umum digelar di halaman DPRD DIY.

Eko Suwanto. Ketua Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan menyatakan hadirnya seni tradisi wayang kulit semalam suntuk di dalam peringatan Bulan Bung Karno diselenggarakan bertepatan juga dengan momen haul tokoh bangsa yang melahirkan Pancasila. 1 Juni 1945.

“Gelaran wayang kulit ini bagian dari upaya kita menggelorakan Pancasila. DIY sudah memiliki Perda 1/2022 tentang Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan. Ada metode formal dan informal  yang bisa dijalankan sesuai perda ini. Wayang kulit merupakan salah satu jalan kebudayaan untuk kembangkan Sinau Pancasila,” kata Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY, Kamis. 19/6/2025

Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY, di dampingi Hifni Muhammad Nasikh, Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY dan D Radjut Sukasworo anggota komisi A DPRD DIY  menyebutkan gelaran wayang kulit dengan lakon Semar Mbangun Khayangan bisa direfleksikan sebagai langkah belajar sejarah, Sinau Pancasila dengan jalan budaya.

Eko Suwanto menegaskan DPRD DIY memiliki komitmen menggelorakan Pancasila, apalagi di bulan Juni ada tiga peristiwa besar dalam sejarah kebangsaan. 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila yang disampaikan oleh Bung Karjo dan jadi inspirasi marwah BPUPKI 29 Mei  sampai 1 Juni 1945. Kedua, hari lahir Bung Karno 6 Juni 1901 di Surabaya dan 21 Juni 1970 Bung Karno Wafat. Eko Suwanto menambahkan acara wayangan juga khaul, doa untuk almarhum Proklamator Bung Karno.

“Kita pahami dalam konteks sejarah ada banyak tokoh dari Yogyakarta yang patut kita teladani. Ada teladan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Sri Paduka Pakualam VIII dan sejumlah tokoh BPUPKI seperti Radjimam Wediodiningrat, Ki Bagus Hadikusumo, tokoh Muhamadiyah, BPH Bintoro, BPH Puruboyo, Ki Hadjar Dewantoro dll,” kata Eko Suwanto.

Soal pilihan lakon Semar Mbangun Khayangan sendiri akan merefleksikan kisah bagaimana hadirnya keinginan dan cita cita masyarakat adil makmur, sejahtera dengan ketiadaan keculasan.

Hifni Muhammad Nasikh, Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY dari Partai Kebangkitan Bangsa menyatakan apresiasi atas  kegiatan berkaitan dengan pagelaran wayang.

“Hadirnya seni tradisi wayang kulit relevan dalam upaya  nguri uri kebudayaan. Ada suri tauladan dan ilmu yang menarik dengan drama khas wayang. Ada bahan pembelajaran. Songsong kehidupan masa depan,” kata Hifni Muhammad Nasikh.

D Radjut Sukasworo, anggota Komisi A DPRD DIY dari Fraksi PDI Perjuangan dapil Bantul Barat menambahkan lewat pagelaran wayang di bulan Bung Karno menegaskan pentingnya nilai budaya ditunjukan dalam momen peringatan Bulan Bung Karno.

“Di bulan Bung Karno ada lima hal yang penting pertama langkah  mengenang hormati gagasan dasar negara Pancasila yang digagas Bung Karno, kedua pentingnya hikmati dan tumbuhkan nasionalisme dan patriotisme, ketiga proses internalisasi pancasila dalam berbanggsa dan bernegara. Keempat hadirkan inspirasi generasi muda memahami sejarah Bung Karno. Serta kelima menguatkan generasi muda melalui wayang bangkitkan semangat kaum muda, perhatian seni pedalangan,” kata Radjut, Anggota DPRD DIY.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *