KULON PROGO – Budidaya ayam kalkun menjadi salah satu alternatif usaha yang menjanjikan akhir-akhir ini. Selain memiliki nilai jual cukup tinggi dan perawatan yang tergolong murah, budidaya ayam kalkun juga tidak tergantung pada pakan pabrikan.

Mistijo, salah seorang pembudidaya ayam kalkun asal Dusun Ledok, Sidorejo, Lendah, Kulonprogo, sudah membudidayakan ayam kalkun di pekarangan rumahnya sejak lima tahun terakhir. Alasannya memilih memelihara kalkun adalah karena nilai jualnya yang cukup tinggi serta perawatannya yang mudah dan murah. Apalagi, sistem budidaya kalkun yang ia terapkan menggunakan sistem umbaran atau dilepas secara bebas.

Pilihan pakannya pun cukup mudah dan tidak tergantung pada pakan pabrik. Mistijo selama ini mengaku lebih banyak menggunakan pakan hijauan, seperti daun enceng gondok, daun pepaya, gedebog pisang, hingga rumput kolonjoro untuk pakan ternaknya. Selain mudah didapat dan tidak perlu membeli, dedaunan ini juga melimpah ketersediaannya sepanjang tahun. Untuk bahan campuran, Mistijo biasanya hanya mencampur dedak atau bekatul sebagai protein tambahan. Dalam sehari, ia biasa memberi pakan dua kali, yaitu pagi dan sore hari.

Dipasarkan secara online, pelanggannya bahkan selalu antre dari berbagai daerah, mulai dari wilayah DIY seperti Bantul, Jogja, Sleman, hingga Jawa Tengah bahkan Jawa Timur. Dengan memiliki sekitar 70 ekor kalkun, 30 ekor di antaranya merupakan indukan, Mistijo mengaku rutin menghasilkan sekitar 250 hingga 300 ekor anakan kalkun setiap bulannya. Setiap anakan usia 7 hari biasa ia jual seharga 20 ribu rupiah per ekor.

Menurut Mistijo, selain menjual anakan, ia juga kerap menjual kalkun dewasa atau indukan dengan harga berkisar antara 200 hingga 300 ribu untuk betina, serta 500 hingga 700 ribu untuk jantan.

Bagas, RBTV

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *